Ibu adalah madrasah bagi anak anaknya. Karena ibu yang selalu bertemu dengan anak anaknya selama 24 jam. Ungkapan seperti ini selalu kita dengar.
Namun untuk  ibadah di bulan Ramadhan, semua  yang mengajarkan papa, di usia sangat dini kita sudah di ajar untuk puasa, sekitar umur 3 tahun, diajar puasa dari jam sembilan pagi hingga  separoh waktu, azan zhur .
Selama puasa tetap dengan jadwal yang sama, siapa yang bisa hingga beduk mahgrib kita akan di beri hadiah oleh papa.
Untuk anak laki laki papa mewajibkan untuk pergi ke surau untuk salat. Di bulan puasa papa yang langsung membimbing kita mengaji setelah salat subuh dan menunggu azan mahgrib.
Di usia 5tahun kita sudah bisa full puasa, sedikit terkesan memaksa dan kejam. Anak di usia 5 tahun sudah bisa puasa penuh. Dilihat dan nilai orang kejam tapi dengan kasih sayang dan tidak memaksa anak anak akan lebih mudah memahaminya
Namun bila direnungkan ada benarnya bila sedari dini terbiasa puasa insyaallah akan terbiasa hingga dewasa walau godaan puasa lebih besar di luar.Â
Sebagaimana papa mengajarkan kami anak anaknya dalam berpuasa, sholat dan mengaji begitu pula yang aku lakukan terhadap ketiga anakku, dari usia dini aku biasakan untuk ikut puasa.
Diawali dengan bangun sahur yang rada susah namun tak mengurangi niatan untuk mengajar anak puasa. Walau mata merem tetap disuapi nasi sedikit demi sedikit.
Tapi untuk si sulung beda sendiri karena si sulung tidak makan nasi. Cukup minum susu yang lebih kental dibanding hari biasa. Setiap hari maju satu jam, diawali dengan jam 12 siang hingga seterusnya.Â
Walau terkadang di awal awal mereka minta minum susu dan setelah itu puasa lagi. Semua butuh sebuah proses tak usah berkesan memaksa, memberi pengertian tentang puasa, kenapa berpuasa, meraka akan lebih cepat memahaminya.
Hingga mereka mampu untuk puasa satu bulan penuh, alhamdulillahnya ketiga anak anak tak terlalu sukar untuk berpuasa, tak perlu diimingi hadiah. Hanya di ajak jalan menjelang beduk berbuka bagi mereka cukup.
Keliling kompleks atau sekedar naik kapal sembari pulang membawa jajanan yang meraka mau dan sukai.Â
Apa yang mereka lihat itulah yang akan mereka contoh, sang suami berperan untuk mengajarkan doa berbuka dan sahur dan membawa anak anak untuk salat tarawih.
Namun suami selalu memberi poin jika puasa mereka penuh dan poin itu dikumpulkan dan saat mau lebaran di ganti dengan thr dari papanya.Â
Dan uang thr itu sebagian akan di sumbangkan ke panti asuhan yang mereka pilih atau memberikannya pada  teman yang tidak mampu.Â
Walau kami di bilang kejam dengan keluarga suami, anak usia dini diajarkan puasa, namun hasil  dari proses itulah yang akan di bawa anak anak nanti hingga mereka dewasa.
Mereka akan merasa rugi dan bersalah jika meninggalkan ibadah. Walau mereka jauh dari kami orang tua, insyaallah mereka tetap akan berpuasa.Â
Palembang, 02052021