Aku Ingin, tapi Tak Bisa

hampir tiga tahun aku berada di ruang ini, ruang yang penuh dengan orang orang yang punya keinginan yang sama yaitu menulis. 

Sepertinya mereka mampu menembus setiap tema yang di jadikan topik pilihan sedangkan aku masih berpikir keras, ikut topik pilihan atau tidak.

Aku menyusun setiap kata yang aku punya dan aku menyimpan di draf, hingga lupa untuk menayangkan, sepertinya bukan lupa sengaja tak menayangkannya karena tulisanku bukanlah apa apa di banding tulisan mereka.

Jingga, andai ada keberanian untuk menembus setiap tema, nyaliku terlalu ciut terlebih bila membaca tulisan sahabat semua.

 Bulu kudukku merinding bukan karena ada yang lewat tapi tulisan tulisan mereka berbasis internasional sedangkan aku awam dan sederhana 

Aku tak mampu menulis di luar pengalaman atau pengalaman yang di ceritakan orang lain, sahabat padaku. Ketika aku ingin mengikuti menulis maraton . Karena salah penempatan aku jadi  menghapus dan tidak diizinkan tampil kembali. 

Aku terlalu mudah sekali surut seperti sungai yang mudah surut. Entahlah, sudah.mencoba untuk lebih banyak belajar dari setiap tulisan sahabat tetap tak bisa. Aku tak mampu pindah ke hati lain, tetap berada di jalur aman yang terkadang tetap menjerat.

Setidaknya aku kembali ke dunia menulis sebagai media untuk menumpahkan segala yang ada di otak dari pada di biarkan mubazir . Setidaknya aku melatih otak untuk berpikir yang baik tanpa mencela.

Perlahan lahan belajar EYD, menyusun kalimat demi kalimat, menyambungkan dan merentas menjadi bagian cerita. 

Kembali bersemangat untuk menulis kembali, walau sajian itu teramat sederhana.

Palembang, 200221