Â
 Saat mengurai mimpi satu persatu,tak ubah saat merangkainya namun kali ini tersekat pada mimpi yang pernah kita ucapkan.
Tiada daya, tubuh terlepas dari raga  saat garis hitam jelas tergambar, dan  menguburnya dalam satu liang, tanpa jendela, tanpa cahaya. Terselubung pada wajah dingin.
Menatapnya lelah tergambar, menatapnya kaku tanpa bergeming, mana senyum yang selalu membawa kesejukan hati. Membawa kedamaian  bersandar di dadanya yang bidang
Namun di ujung mata dan tatapan itu tak jua terlepas, ada yang tersisa kisah sempurna yang tak kunjung usai.
Binar mata menggambarkan sayangnya, senyumnya kembali terlihat, hadirlah tawa melepas sesak puluhan tahun. Andai cerita mampu terangkai. Walau hanya sebatas angan semu.
Samudera tak berbatas, kisah pun tak usai. Melepas dan membuang rasa namun menyimpannya kembali pada dasar samudera terdalam.
Laut lepas, 191020