Mohon tunggu...
asni asueb
asni asueb Mohon Tunggu... Penjahit - Mencoba kembali di dunia menulis

menyukai dunia menulis

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Samudera

19 Oktober 2020   14:36 Diperbarui: 19 Oktober 2020   14:49 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

 

 Saat mengurai mimpi satu persatu,tak ubah saat merangkainya namun kali ini tersekat pada mimpi yang pernah kita ucapkan.

Tiada daya, tubuh terlepas dari raga  saat garis hitam jelas tergambar, dan  menguburnya dalam satu liang, tanpa jendela, tanpa cahaya. Terselubung pada wajah dingin.

Menatapnya lelah tergambar, menatapnya kaku tanpa bergeming, mana senyum yang selalu membawa kesejukan hati. Membawa kedamaian  bersandar di dadanya yang bidang

Namun di ujung mata dan tatapan itu tak jua terlepas, ada yang tersisa kisah sempurna yang tak kunjung usai.

Binar mata menggambarkan sayangnya, senyumnya kembali terlihat, hadirlah tawa melepas sesak puluhan tahun. Andai cerita mampu terangkai. Walau hanya sebatas angan semu.

Samudera tak berbatas, kisah pun tak usai. Melepas dan membuang rasa namun menyimpannya kembali pada dasar samudera terdalam.

Laut lepas, 191020

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun