Ketika hati berjibun dengan segala perintah otak yang tiada hentinya, bahkan lelah pun tak di rasakan lagi. Meluapkan segala ketidakmampuan hanya untuk terlihat baik.
Di saat jiwa terhanyut buaian ayat ayat Nya yang merdu serta menemukan kedamaian. Dentingan itu membuyarkan kenyamanan.
Detak jantung berdegup kencang, kenapa ada rasa yang menghujam jantung dan menghancurkan kepingan rindu.
Memori ku kembali pada puluhan tahun yang lalu, ketika Elang hadir dan memberi perlindungan melebihi yang lain.
Kita tahu kita tak bisa menyatu, Elang dan Camar. Namun rasa kasih kita tak menyurutkan walau hanya sebatas  persaudaraan.
Lukaku ketika Elang berlalu dari samudera tanpa khabar, tanpa nyanyian, bahkan tanpa sapaÂ
Dentingan itu kembali berbunyi, membukanya dengan cemas, sapa mu membuat hati teriris ketika Elang berkata " sayap ku telah patah"
Tapi hatiku meragu, benarkah dia Elang yang menghilang. Dengan cercaan tanya tetap berkata "ELANG".
"Camar ku tetap yang tercantik, melihat camar walau hanya  sejenak tenang hati. Terima kasih rinduku telah terobati semoga camar ku tetap menabur pesona kebahagiaan"
Rindu bagaimana yang kau sampaikan di saat hati masih bertanya tanya dengan sapa mu. Â Ternyata itu kalimat terakhir yang kau tulis setelah itu menghilang.
Walau segudang tanya dalam benakku, terima kasih atas sapa mu yang tiba tiba dan berlalu begitu saja. Semoga kita dipertemukan di surgaNya nanti.
Palembang,290920