Mohon tunggu...
asna silviyani
asna silviyani Mohon Tunggu... Lainnya - Traveler

Tourism Major

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Pura Pakualaman Yogyakarta, Wisata Edukatif Generasi Milenial

23 Maret 2020   13:00 Diperbarui: 23 Maret 2020   13:01 481
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Photo by asna 20/11/19)

Pura Pakualaman, salah satu warisan budaya Yogyakarta yang memiliki nilai historis yang tinggi dan memiliki kisah kemunculan yang unik. Kemunculan yang bukan disebabkan oleh ambisi politik “devide et impera” (politik pecah belah), melainkan sebagai penguatan landasan dua pilar dari “keistimewaan” yang disandang oleh Daerah Istimewa Yogyakarta, selain Kraton Ngayogyakarta. Menurut catatan sejarah, Pura Pakualaman dibangun sekitar abad ke-18 dibawah kepemimpinan K.G.P.A. PAKU ALAM I.

Di manakah Pura Pakualaman?

Terletak di kawasan Kota Yogyakarta, lebih tepatnya di Kelurahan Purwokinanti dan sebagian masuk wilayah Kalurahan Gunungketur, Kecamatan Pakualaman, membuat lokasi Pura Pakualaman tidak berjarak terlalu jauh dengan Kraton Ngayogyakarta (sekitar 2 km). Selain itu, cakupan area Pakualama cukup luas, yaitu 54.238 m2.

Apa yang membuatnya unik?

Pertama, berbeda dengan Kraton Ngayogyakarta yang menghadap ke arah utara atau ke Gunung Merapi, Pura Pakualaman menghadap arah sebaliknya, yaitu selatan.

Kedua, memiliki ritual adat Labuhan tiga gunungan sebagai bentuk rasa syukur kepada Tuhan YME. Ritual ini dilakukan setiap 10 Sura di Pantai Glagah.

Ketiga, memiliki corak batik khas Pura Pakualaman yang tentunya berbeda dengan batik Kraton maupun daerah lainnya. Corak batik khas ini terinspirasi dari naskah manuskrip karya raja-raja Pakualaman.

Keempat, memiliki total 251 manuskrip, buku cetak yang dibuat kisaran tahun 1900-1950, dan  baru-baru ini ditemukan manuskrip Alquran kuno di Masjid Besar Pakualaman dengan terjemahan aksara Jawa (pegon) yang diperkirakan telah berusia ratusan tahun.

(Photo by asna 20/11/19)
(Photo by asna 20/11/19)

Apa yang akan kamu lihat?

Bagian dalam: Arsitektur pura meliputi seni bangunan dengan desain ukiran khas Yogyakarta yang  didominasi warna putih hijau. Nilai seni dan sejarah tinggi yang tertuang pada keseluruhan bangunan membuatnya dimasukkan dalam cagar budaya Yogyakarta. Koleksi kereta kuda dan mobil raja-raja Pakualaman serta benda-benda bersejarah yang tersimpan dalam museum di dalam pura juga tidak kalah menarik. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun