Mohon tunggu...
Asmirizani
Asmirizani Mohon Tunggu... Penulis - Ketua Forum Penulis, FLP Kalbar

Literasi, Edukasi, dan Reaksi

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Anak Merupakan Mutiara Hati yang Dinanti

15 Oktober 2017   02:54 Diperbarui: 15 Oktober 2017   03:04 1765
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mas Andhika, sebagai calon ayah pada saat itu, menuliskan pengalamannya di Catatan Calon Ayah. Saya membaca tuntas Catatan Calon Ayah sebanyak delapan edisi. Satu tulisan yang masih saya ingat membahas tentang ngidam. Saya, dan mungkin suami lainnya tidak mengetahui keinginan kuat istri terhadap sesuatu. Keinginan itu wajib bagi istri untuk terpenuhi tanpa alasan. Keinginan itu biasa disebut dengan ngidam.

Saya berpikiran ngidam itu seperti kemanjaan istri saja. Keinginan yang tak beralasan dan tak sepenuhnya dituruti. Namun, setelah membaca tulisan mas Andhika yang berjudul, Catatan Calon Ayah 7: Bule Juga Ngidam, wawasan pengetahuan saya mulai terbuka mengenai ngidam.

Saat istri ngidam, suami harus siap ada untuk menuruti keinginannya. Selain itu, suami siap siaga jika usia kandungan beranjak sembilan bulan. Suami harus siap siaga untuk membawa istri ke dokter kandungan terdekat. Nah, para lelaki bukan hanya sekadar menanam benih saja, tetapi harus siap siaga merawat benih yang ditanam. Setelah lahiran, tanggung jawab pada anak semakin besar, pasangan harus asuh, asih, dan mendidik anak.

Anak Laki-laki atau Perempuan?

Keinginan untuk memiliki anak terkadang telah dikabulkan oleh Allah SWT, namun manusia tak pernah puas. Pasangan tertentu berdebat harus memiliki anak pertama dengan jenis kelamin tertentu.

Pasangan yang telah memiliki dua berjenis kelamin sama, maka selanjutnya ingin memiliki anak berjenis kelamin berbeda dari anak sebelumnya. Berusaha dan doa agar dikaruniai anak laki laki atau berusaha dan doa agar dikaruniai anak perempuan.


Sebelum diketahui jenis kelamin anak, pasangan telah menyiapkan nama. Terkadang melakukan musyawarah untuk memberi nama hasil kesepakatan pasangan. Ada pasangan yang berbagi peran untuk pemberian nama anak. Jika anak yang lahir adalah laki-laki, maka yang memberi nama adalah suami. Jika anak yang lahir adalah perempuan, maka yang memberi nama adalah istri.

Sebagian pasangan menyerahkan pada Allah mengenai jenis kelamin anak. Pasangan tersebut bersyukur pada Allah karena telah dipercayakan dititip anak. Pasangan ini selalu berdoa minta keturunan yang sholeh dan sholehah

Kesabaran Pasangan Menanti Anak

Ada pasangan yang usai menikah langsung dianugerahi seorang anak dan ada pula pasangan yang sudah lama menikah belum juga dikarunia anak. Kesabaran menunggu buah hati oleh pasangan menjadi suatu proses yang terasa panjang dan melelahkan. Walaupun keinginan memiliki momongan segera mungkin. Namun apa daya, Tuhan menggariskan belum memberikan keturunan.

Teringat kisah nabi ibrahim menginginkan anak. Nabi yang lama mendapatkan keturunan. Nabi Ibrahim yang menanti kehadiran buah hati dalam waktu yang lama, yaitu selama 40 tahun. Beliau berdoa pada Allah, "Ya Tuhanku, anugerahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang-orang yang saleh." (Qs. Ash-Shafaat 37: 100). Pada saat beliau berusia 86 tahun, Nabi Ibrahim dikarunia anak. Beliau memberi nama anaknya, Ismail.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun