Mohon tunggu...
Aslamuddin Lasawedy
Aslamuddin Lasawedy Mohon Tunggu... Pemerhati Masalah Ekonomi, Budaya dan Politik

Open minded and easy going

Selanjutnya

Tutup

Book

Review Buku : Jangan Atur Tuhan. Karya : Aslamuddin Lasawedy

13 Oktober 2025   16:38 Diperbarui: 13 Oktober 2025   19:56 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Desain Cover : Difiyani Puspitasari

Dalam banyak ajaran agama, Tuhan adalah sumber segala sesuatu, sementara manusia adalah ciptaan-Nya. Sebagai makhluk, manusia tidak dalam posisi untuk mengatur atau mengendalikan Sang Pencipta. Justru, manusialah yang seharusnya tunduk pada kehendak-Nya.

Akal, pengetahuan, dan pengalaman manusia sangat terbatas dibandingkan dengan kebijaksanaan Tuhan yang tak ada batasnya. Jika manusia mencoba mengatur Tuhan, mereka akan menciptakan konsep Tuhan yang sesuai dengan keinginan mereka sendiri. Bukan sebagaimana Tuhan yang sebenarnya.

Tatkala seseorang mencoba menentukan bagaimana Tuhan "seharusnya" bertindak atau menyesuaikan Tuhan dengan keinginan pribadinya. Itu bisa menjadi bentuk kesombongan spiritual. Sikap ini bisa menjauhkan seseorang dari kebenaran dan merusak hubungannya yang tulus dengan Tuhannya. 

Sepanjang sejarah, banyak orang dan kelompok yang mencoba mengatur Tuhan untuk kepentingan pribadi, politik, atau ideologis mereka. Ini bisa mengarah pada penyalahgunaan agama, pemaksaan doktrin yang keliru, bahkan menimbulkan konflik horizontal antar manusia.

Mencoba mengatur Tuhan bisa berarti manusia merasa lebih tahu atau lebih berhak menentukan bagaimana Tuhan seharusnya bertindak. Ini bisa menjadi bentuk kesombongan yang justru menjauhkan seseorang dari pemahaman yang lebih dalam tentang Tuhan.

Hubungan yang sehat dengan Tuhan melibatkan kepercayaan, kerendahan hati, dan penerimaan, bukan mencoba mengontrol atau memanipulasi Tuhan agar sesuai dengan keinginan pribadi. Spiritualitas sejati mengajarkan bahwa manusia seharusnya berserah diri dan mengikuti kehendak Tuhan, bukan sebaliknya.

Jika seseorang mencoba mengatur Tuhan, maka ia bisa kehilangan esensi dari iman sejati, yaitu keterhubungan yang mendalam dengan Tuhan melalui kepercayaan dan kepasrahan.

Buku ini memberikan perspektif baru tentang bagaimana menjalani hidup dengan penuh keikhlasan dan keyakinan. Bahwa segala sesuatu terjadi sesuai dengan kebijaksanaan dan ketentuan-Nya. Jangan atur Tuhan adalah sikap yang harus diperjuangkan seorang hamba, agar senantiasa  menerima, menjalani dan bersyukur atas segala karunia dan ketentuan-Nya.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun