Mohon tunggu...
Asita Suryanto
Asita Suryanto Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Traveler

pecinta traveling dan kuliner

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Nenek Nur, Perajin Anyaman Topi yang Terpinggirkan oleh Wisata Bali

1 Desember 2016   09:35 Diperbarui: 2 Desember 2016   05:31 305
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nenek Nur diantara hamparan padi Tegalalang Ubud | dokpri

Pulau Bali bukan hanya cerita tentang keindahan dan pariwisata, tetapi juga meninggalkan cerita tentang kemiskinan, terutama bagi penduduk pinggiran yang tidak mendapat rejeki sama sekali dari imbas ekonomi pariwisata Bali.

15192630-10208117389237907-3695956638831498169-n-5840a4a2309373200c618eaa.jpg
15192630-10208117389237907-3695956638831498169-n-5840a4a2309373200c618eaa.jpg
Salah satu dadong dalam bahasa Bali untuk sebutan nenek di Ubud ini, tepatnya di daerah wisata sawah terasiring di Tegalalang, Ubud Bali saya menemui seorang nenek berjualan topi. Dengan busana sederhana kaos atasan warna biru tua yang kelihatan lusuh dan bawahan kain batik yang sudah memudar warnanya, Nenek Nur berdiri di antara pematang sawah Tegalalang yang terkenal menjadi tujuan wisata utama Bali.

Dadong Nur yang buta huruf ini, tidak bisa berbahasa Indonesia dan sehari-harinya berjualan topi yang dibuatnya dengan tangan dari bahan daun kelapa. Harga topi bundar warna hijau itu dibandrol seharga Rp 30.000 per topi. Sore itu saya lihat membawa lima topi, dan salah satu di antaranya dipakai di kepalanya.

15220254-10208117381637717-3057838860627030826-n-2-583f839e91fdfdb104be9a70.jpg
15220254-10208117381637717-3057838860627030826-n-2-583f839e91fdfdb104be9a70.jpg
Sebenarnya saya punya banyak topi untuk perjalanan traveling, tapi dalam hati saya yang paling dalam ada rasa kewajiban untuk membeli topi buatan Nenek Nur untuk dipakai selama saya di Bali. Selain untuk membantu ekonomi Dadong Nur, saya juga harus menghargai perajin Bali yang bukan hanya pengrajin patung, lukisan, dan perak,

Dadong Nur dalam sehari  hanya bisa membuat lima buah topi anyaman daun kelapa. Karena memang sedikit rumit membuat topi anyaman  tersebut. Diperlukan ketekunan dan ketelatenan dalam merangkai tangannya untuk sebuah topi dari daun kelapa.

hamparan sawah yang indah di tegalalang ubud
hamparan sawah yang indah di tegalalang ubud
Aku tanya Nenek Nur punya dua anak yang sudah berkeluarga dan tiga cucu. Tapi dia menghidupi dirinya sendiri dengan menjual topi daun kelapa. Tidak setiap hari hasil kerajinannya topinya laku, Tapi dia tetap gigih setiap hari menawarkan topinya kepada para wisatawan yang datang di Tegalalang. Di antara hiruk-pikuk wisatawan mengambil foto, Nenek Nur memanggil-manggil turis dan menawarkan topinya. Saya haru dan kagum dengan kegigihannya tetap berjualan di usia 70 tahun. Dadong Nur juga tidak keberatan ketika saya minta untuk foto bersama dan sengaja action khusus untuk foto.

topi dar anayaman daun kelapa
topi dar anayaman daun kelapa
Pulau Bali sendiri memiliki keindahan alam berupa hamparan sawah yang bisa dijual kepada turis asing. Banyak tempat wisata persawahan yang bisa di kunjungi seperti: Jatiluwih di Tabanan, Tirta Gangga di Karangasem, Terasering di Tegalalang Ubud dan tempat lainnya. Tetapi yang paling saya sukai di Tegalalang karena dekat Ubud dan memiliki spot untuk tempat foto dengan tulisan I Love Bali.

Tempat wisata sawah terasering ini terletak di kawasan objek wisata di Ubud. Jika Anda ingin melihat indahnya sawah terasering di Bali, Ubud adalah salah satu tempat yang harus Anda kunjungi. Hamparan sawah ini tidak seluas dengan tempat wisata sawah Jatiluwih namun sawah terasering di Ubud ini menawakan keunikan yaitu petak sawah yang berundak-undak.

Banyak restoran dan kafe yang romantis untuk tempat makan dan minum di pinggir sawah Tegalalang Ubud yang langsung pemandangannya sawah yang menghijau. Terasa tenteram dan damai makan di sini.

Tempat wisata di Ubud Bali yang searah dengan objek wisata sawah terasering antara lain: Kintamani, Ubud Monkey Forest, Puri Saren Ubud, dan Pasar Sukawati.

Sumber gambar: Dokumen pribadi

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun