"Adapun bahwa mereka menyalahi perkatan penduduk neraka adalah karena sesungguhnya penduduk neraka berkata, (sebagaimana difirmankan Allah):
قَالُوْا رَبّنَا غَلَبَتْ عَلَيْنَا شِقْوَتُنَا وَكُنّا قَوْمًا ضَالِّيْنَ (المؤمنون: 106)
"Mereka (penduduk neraka) berkata: Ya Tuhan kami, kami telah dikuasai oleh kejahatan kami, dan adalah kami orang-orang yang sesat" (QS. Al-Mu'minun: 106).
Penjelasan:
Dalam ayat ini tersirat pengakuan dari para penduduk neraka bahwa Allah berkehendak dan menciptakan pada mereka akan kesesatan yang kerena kesesatan-kesesatan tersebut mereka mendapatkan balasan neraka.
Lalu Imam al-Husain ibn Ali ibn Abi Thalib berkata:
"Adapun bahwa mereka menyalahi perkataan saudara mereka sendiri yaitu Iblis, adalah karena Iblis berkata, (seperti yang difirmankan Allah):
قَالَ فَبِمَا أغْوَيْتَنِي لَأَقْعُدَنّ لَهُمْ صِرَاطَكَ الْمُسْتَقِيْم (الأعراف: 16)
"(Iblis berkata): Karena Engkau telah menjadikan saya tersesat, saya benar-benar akan menghalang-halangi mereka dari jalan-Mu yang lurus" (QS. al-A'raf: 16).
Penjelasan:
Dalam ayat ini terdapat pengakuan sangat jelas dari Iblis bahwa Allah yang telah menghendaki dan menciptakan kesesatan pada Iblis. Allah telah menentukan kesesatan tersebut bagi Iblis, dan Iblis memilih kesesatan tersebut dengan usaha atau ikhtiarnya, kemudian Iblis berjanji bahwa ia akan berusaha sekuat tenaga untuk menjauhkan seluruh turunan Nabi Adam dari jalan Allah yang lurus. Dari pemahaman ayat ini dapat kita simpulkan bahwa Iblis ternyata jauh lebih paham dari pada kaum Mu'tazilah, karena Iblis mengakui bahwa segala suatu apapun, termasuk perbuatan hamba, adalah terjadi dengan kehendak dan dengan penciptaan dari Allah. Dengan demikian keyakinan yang benar adalah bahwa tidak ada suatu peristiwa sekecil apapun, baik yang sudah terjadi, atau yang sedang terjadi, atau yang akan terjadi, kecuali semua itu dengan kehendak dan dengan penciptaan dari Allah, para hamba dalam ini hanya berusaha semata terhadap apa yang ia ingikan.