Mohon tunggu...
A Sia Na
A Sia Na Mohon Tunggu... -

sebuah klub studi dan sekaligus klub penulis ~ kolaborasi beberapa blogger feminin Kompasiana (Ma Sang Ji, Noorhani Laksmi, Hawa, Tytiek Widyantari, Bunga Shaina, Mugniar, Jasmine Qa, ...) ~ http://asianaclub.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Cara Cantik Mengatasi Kritik

18 September 2011   17:17 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:51 1420
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Menghadapi serbuan kritik di depan publik, kita tak usah panik. Tenang sajalah. Tak perlu kita terlibat dalam perang terbuka dengan mereka. Dari Pak Ajinatha, seorang kompasianer senior yang sering menulis artikel tentang blogging, kita telah mendapat sebuah cara cerdas: "Koreksi Via Inbox Lebih Baik". Untuk mengoreksi kesalahpahaman, kami (terutama Neny Silvana) suka melakukan pendekatan secara pribadi lewat inbox Kompasiana. Cara cerdas ini sangat efektif. Berkat tips ini, ada banyak pembaca maskulin yang tadinya menyerang kami, sekarang balik mendukung. Tentu, tidak semua kesalahpahaman pembaca itu dapat diatasi melalui inbox. Ada kalanya sang maskulin enggan mengakui dirinya salah paham. (Gengsi 'kali, ya!) Bukannya minta maaf, dia malah membuka front pertempuran baru dengan cara menyebar gosip di mana-mana, baik dalam bentuk artikel maupun komentar. Dalam suasana panas yang membara begitu, tak usah kita menghunus pedang. Damai sajalah. Dari Om Valentino, seorang pria idaman wanita di kompasiana, kita telah dibekali dengan sebuah jurus cantik: "buat saja tulisan “KATAKAN SAJA BILA KAU NAKSIR PADAKU”." Cara cantik ini ternyata ces pleng. (Apalagi Karena Aku Si Penggoda) Seorang personil kami, yakni Ma Sang Ji, telah menggunakannya kemarin dalam meredam gejolak maskulinitas seorang pembaca berinisial SP. (Jangan salah paham, ya! Yang kami maksud ini bukan Sutan Pangeran.)

Adegan Mesra MSJ-SP

MSJ: "Tentang Vote AKTUAL, kami pun sepakat bahwa pengakuan pembaca harusnya berjalan alamiah tanpa diminta. Begitulah dalam keadaan normal. Kalau belakangan ini kami minta vote, itu bukan kebiasaan kami. Itu kami lakukan karena keadaan kita sedang tidak normal. Saat ini masih ada rekayasa dari tangan-tangan misterius yang mempermainkan angka vote. Kalau mau tahu lebih rinci, silakan simak artikel "Tangan Misterius di Kolom Teraktual". Nanti kalau keadaan kita sudah normal, kami akan berhenti meminta vote dari pembaca." SP: "katro abis tuh yg ngemis2 vote aktual. artikel bunuh diri itu memang sengaja dilebay2kan. maklum lah penulisnya juga lebay, besok2 kalo ada ibu yang punya anak 4, dan dari 4 itu hanya 1 yang perempuan, mungkin ibu itu bakal dicap tidak feminin sama si penulis. salam lebay :D " MSJ: "SP kayaknya lagi naksir diriku, nih (GR mode: on). Buktinya, di mana-mana dia menaruh perhatian besar pada diriku. Makasih SP ;) ~ Mbak Julia, komentar si SP itu nggak usah dihapus, ya! Biar jadi bukti betapa cintanya dia pada diriku. Wkwkwkwk… :D " [caption id="attachment_132043" align="alignright" width="300" caption="They are terror-stricken by Ranko Djurovic (sumber: 1x.com)"][/caption] SP: "kasian :D " MSJ: "Kasian? Kasian kepadakukah? Mestinya tidak padaku. Sebab, dicintai itu nikmat. Masak, merasa nikmat malah dikasihani? Hehe… Wahai para pembaca, minta vote: DIRESTUI, dong! Tuh, diam2 SP udah nyatakan cinta padaku ;) "

Kalau Kritiknya Membangun

Tentu saja, tidak semua kritik itu lahir dari kesalahpahaman. Tidak tertutup kemungkinan, kamilah yang berada di pihak yang salah, sehingga membutuhkan koreksi. Contohnya adalah komentar dari Elang Langit terhadap artikel bunuh diri itu. Terhadap kritik yang membangun tersebut, kami berusaha menggunakan cara yang cantik pula: "Mas Elang Langit, makasih banget atas sarannya. Komentar terbaik sampai sejauh ini. Mau hadiah apa Mas? :) Silakan minta, tapi kami nggak janji bisa memberikannya. :p ~ Pesan Mas akan saya sampaikan ke temen2 penulis feminin lainnya."

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun