Mohon tunggu...
Rudy W
Rudy W Mohon Tunggu... Karyawan -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

rindu tak berujung rasa

Selanjutnya

Tutup

Sosok

Siapa pun yang Menjadi DKI 2 Dia Harus Terampil

22 September 2018   02:34 Diperbarui: 22 September 2018   10:18 461
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jogjapolitan - Harian Jogja

Kursi DKI 2 yang ditinggal Sandiaga Uno sekarang ini sedang agak memanas karena jabatan wakil gubernur DKI Jakarta itu saat ini sedang diperebutkan antara calon Wagub dari Partai Gerindra dan PKS (Partai Keadilan Sejahtera). 

Spanduk yang bertuliskan "Tolak Calon Wakil Gubernur Dari PKS" terlihat di kawasan Gondangdia, Jalan Letjen Suprapto, dan Cikini, Jakarta Pusat (Kamis,20/9/2018). Di bawah tulisan itu dicantumkan dan diduga dipasang oleh mereka yang menamakan dirinya KAMERAD - Komite Aksi Mahasiswa dan Pemuda untuk Reformasi dan Demokrasi.

Ketua Fraksi PKS DPRD DKI Abdurrahman Suhaimi telah meminta Satpol-PP atau aparat untuk mencopot spanduk yang dinilai tidak mendidik itu.

Dari Partai Gerindra DKI Jakarta sendiri mereka mengomentari spanduk-spanduk tersebut bahwa spanduk itu telah salah alamat.

"Salah alamat, tidak jelas" kata Wakil Ketua DPD Partai Gerindra DKI Jakarta, Syarif.

Namun pada akhirnya Satpol-PP mencopot spanduk-spanduk yang menuai kontroversi itu. Dan pengawasan dilakukan agar spanduk seperti itu tidak terulang dan dipasang lagi.

Untuk mengisi pendamping Gubernur Anies Baswedan usai ditinggalkan Sandiaga Uno yang maju dalam pilpres 2019 itu, kedua partai Gerindra dan PKS saling berambisi untuk mengisi lowongan sebagai DKI 2. Dari Gerindra mereka mencalonkan M Taufik, serta PKS mencalonkan Ahmad Syaikhu dan Agung Yulianto sebagai cawagub.

Adapun Sandiaga Uno sendiri menilai spanduk yang berisi wacana menolak cawagub dari PKS tidak patut disampaikan ke muka umum. Menurutnya wacana tersebut semestinya disampaikan ke partai pengusung, Gerindra dan PKS. "Tidak seharusnya disampaikan ke publik, tapi sampaikanlah ke masing-masing partai pengusung" kata Sandiaga di Roemah Djoeang, Kebayoran Baru Jaksel (Kamis,20/9/2018).

Selain ke partai pengusung, pesan penolakan itu bisa juga disampaikan ke Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

Cawapres 2019 itu juga menghimbau Gerindra dan PKS untuk berpikir jernih dalam upaya untuk duduk sebagai Wagub DKI.

Siapakah dalang sebenarnya dari pemasangan spanduk-spanduk tersebut?

Adapun Ketua Fraksi Partai Golkar DPRD DKI Ashraf Ali mengharapkan siapa pun yang nantinya menjadi wakil gubernur, dia harus menyelesaikan masalah sosial di Ibukota.

Wagub terpilih harus melakukan interaksi dengan baik, membantu Gubernur dengan baik. Wagub juga diharapkan jangan menganggap enteng, karena Jakarta ini telah menjadi sarang narkoba, dan tawuran. Wagub juga dapat bekerja sama dengan pihak kepolisian dalam menangani masalah-masalah tersebut. Jadi jelas Wagub terpilih itu harus memiliki pengalaman, sosok yang tak diragukan lagi, dan tentunya punya kemampuan, bukan karena pertimbangan. Kemampuan lain dengan pertimbangan.

Ashraf berharap Gerindra dan PKS segera memfinalkan wakilnya. "Kita baru tahu dari media, belum punya pegangan, secara formal belum" ujar Ashraf.

Sementara itu, Presiden PKS Sohibul Iman telah mendatangi Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto guna memperbincangkan wadah kosong Wagub DKI. Sohibul datang untuk menagih janji Prabowo perihal posisi Wagub DKI bagi PKS.

Menurut Sohibul, ketika Prabowo meminta PKS untuk mendukung Prabowo sebagai capres, kebalikannya, PKS diberikan kursi Wagub.

Sohibul yang mendatangi Prabowo bersama Ketua Dewan Syuro PKS Salim Assegaf Aljufri mengatakan bahwa dalam pertemuan itu Prabowo tetap memegang komitmen untuk memberikan kursi Wagub DKI kepada PKS.

Dari sudut Anies Baswedan, ia berpendapat Wagub itu sifatnya substitutif. Semua keputusan mengenai program menjadi tanggung jawab Gubernur. Anies sendiri merasa tidak ada programnya yang terganggu walau wadah Wagub kosong.

Mengenai cawagub pengganti,  Anies menyerahkan hal itu kepada partai Gerindra dan PKS sebagai pengusung. Ia akan menunggu sampai 14 hari Keppres pemberhentian Sandiaga Uno sebagai Wagub diterbitkan.

Dari PKS, mereka mengharapkan Prabowo Subianto tetap memegang komitmen menyerahkan kursi Wagub DKI Jakarta kepada kader PKS.

Bagi Partai Gerindra mereka juga punya ambisi kuat untuk mendampingi Anies Baswedan sebagai DKI 2.

Sedangkan bagi kita, siapa pun yang menjadi DKI 2 hendaklah dia mempunyai kemampuan, bekerja keras, dapat bekerja sama dengan Anies Baswedan dan cekatan segera menuntaskan 1001 macam problema yang ada di Ibukota tercinta. Wallahu alam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun