Mohon tunggu...
Rudy W
Rudy W Mohon Tunggu... Karyawan -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

rindu tak berujung rasa

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Jajang Nurjaman Rindu Kampung Halaman?

14 Juli 2018   10:10 Diperbarui: 14 Juli 2018   10:31 2094
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagi Anda pencinta sepakbola, Anda pasti sudah kenal dengan Jajang Nurjaman. "Janur" sebutan untuk Jajang Nurjaman terakhir diketahui sebagai pelatih tim Ayam Kinantan PSMS Medan.

Tim Ayam Kinantan PSMS Medan yang masuk ke divisi liga 1 berkat asuhan Janur, setelah divisi liga 1 memasuki pekan ke-15 mengeluarkan keputusan mendepak Janur secara resmi pada hari Jum'at, 13 Juli kemarin.

Sebelumnya manajemen PSMS Medan memang sudah memberikan sinyal pada pendepakan Janur menyusul kekalahan 3-1 dari Persipura Jayapura yang berlaga di Stadion Teladan, Medan, Kamis (12/7). Hasil sebelumnya sebelum laga kontra Persipura tersebut tim Ayam Kinantan menelan kekalahan empat kali beruntun yang berujung pada terjerembabnya tim Ayam Kinantan ke posisi paling buncit liga 1.

"Kami mengadakan rapat untuk mengevaluasi status Janur sebagai pelatih dan beberapa pemain" seperti disampaikan sekretaris PSMS, Julius Raja, sesaat sebelum hasil rapat yang memecat Janur sebagai pelatih Ayam Kinantan pada Jum'at (13/7)

Sebenarnya, sinyal untuk memecat Janur sudah timbul sejak kekalahan PSMS 0-1 dari Madura United di laga tandang.

Raja sudah mempersiapkan tiga sosok pengganti Janur melihat performa PSMS yang buruk. "Kalau prestasi bagus, siapa yang mau ganti pelatih" ujar Raja.

Bertentangan dengan manajemen PSMS, suporter PSMS tidaklah menuntut Janur untuk mundur, tetapi mereka menyalahkan manajemen dan meminta untuk mengevaluasi keseluruhan.

Namun manajemen PSMS Medan enggan disalahkan dan menyebut janur biang keladi sebagai pihak yang paling bertanggungjawab.

"Seharusnya tim pelatih yang bertanggungjawab, bukan pengurus, kan dia yang pilih pemain, bukan pengurus", cetus CEO PSMS Dody Taher seperti dilansir Waspada.

Mengenai para suporter, Janur, pelatih berusia 53 tahun itu berterimakasih kepada seluruh pendukung dan masyarakat Medan yang masih bisa menghargainya, "Sampai saat terakhir mereka selalu mendukung saya, kalau di tempat lain saya sudah diapa-apain.  Mereka sudah sangat baik ke saya", pada Jum'at (13/7).

Janur juga bersyukur dapat mengangkat tim Ayam Kinantan PSMS ke liga 1. Baginya itu adalah suatu perjalanan kehidupan yang sungguh berkesan.

Janur yang sebelumnya mengasuh tim Persib Bandung dikenal sebagai juru taktik dan pernah mengantarkan tim Persib Maung Bandung menjadi juara Piala Presiden. Pria asal Majalengka ini tak pernah menyesal menangani pinangan PSMS pada saat PSMS masih di liga 2. Terangkatnya tim Ayam Kinantan ke divisi 1 merupakan kisah dan kenangan yang sangat berkesan bagi Janur dan PSMS.

Perjalanan menuju ruang degradasi masih panjang, Janur masih yakin Ayam Kinantan tetap bertahan di liga 1.

Merunut pada sosok Jajang Nurjaman, sebelumnya adalah pelatih tim Maung Bandung Persib dan mantan pemain legendaris yang tersohor pada dekade 1980-1990.

Sebagai pemain, pria kelahiran Majalengka, 30 Oktober 1964 ini mengantarkan Persib menjuarai kompetisi perserikatan tahun 1986, 1989-1990 dan 1993-1994.

Momen yang paling tidak terlupakan bagi Janur adalah saat ia dielu-elukan puluhan ribu bobotoh, Janur lah sebagai pahlawan kesebelasan Persib menjuarai kompetisi perserikatan 1986. Di final Persib menaklukkan Perseman Manokwari 1-0, berkat gol tunggal yang diciptakan Janur di menit ke-77.

"Inilah momen yang tak akan terlupakan sepanjang hidup saya" kata Jajang Nurjaman.

Selain Jajang Nurjaman yang keluar dari kepelatihan PSMS, Rahmad Darmawan, dan sembilan pemain laskar Wong Kito Sriwijaya FC juga dikeluarkan dari kubu Sriwijaya FC. 

Sekabaran menyebut alasan pencoretan pelatih dan sembilan pemain itu karena alasan keuangan, bahkan beberapa terjadi kelambatan pembayaran gaji pemain. Beberapa pemain bahkan sempat mogok tidak mau main.

Presiden Sriwijaya FC membantah pencoretan pelatih dan pemain tersebut dikarenakan krisis keuangan. "Pencoretan ini bukan karena krisis keuangan, ke depannya justru untuk menghindari kesulitan itu dan masih ada lagi di putaran kedua serta Piala Indonesia" kata Dodi Reza Alex, Presiden laskar Wong Kito.

Apapun alasan dan latar belakang pemecatan atau pencoretan pelatih atau pemain, semua akan berpulang kepada hak masing-masing klub untuk membenahi, memperbaiki, atau mengurus ke arah yang lebih baik lagi bagi klub.

Selamat jalan Janur dari Medan, ada keinginan lagi untuk pulang kampung ke Bandung berkumpul lagi di kubu Persib yang penuh kenangan?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun