Mohon tunggu...
Ashri Riswandi Djamil
Ashri Riswandi Djamil Mohon Tunggu... Guru - Belajar, belajar, dan belajar

wkwk land

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Mengapa Tidak Berjalan Kaki?

18 Oktober 2022   11:21 Diperbarui: 18 Oktober 2022   11:40 316
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mengapa kebanyakan orang malas jalan kaki? Ini sebuah pertanyaan yang belakangan banyak dipertanyakan. Lalu mengapa tidak jalan kaki? Pertanyaan yang dilawan dengan pertanyaan. Jawabnya kenapa tidak? Ini bukan jawaban sederhana. Ini jawaban yang mendasar. Jawaban paling mudah versi penulis adalah: karena itu gunanya Tuhan menciptakan sepasang kaki pada makhluk hidup terlebih manusia untuk berjalan kaki. Karena manusia, kita semua punya kaki. Apalagi dimiliki secara sempurna. Kaki berfungsi untuk berpindah tempat. Karena manusia beraktifitas. Membutuhkan kaki untuk bergerak. Bagian dari tubuh manusia yang mungkin paling banyak bergerak. Anggota tubuh yang paling banyak bergerak. Maka tidak ada alasan sebenarnya untuk kita tidak berjalan kaki. 

Mengapa orang Indonesia malas berjalan kaki? Banyak alasan. Mulai dari alasan berkendaraan motor lebih cepat, atau tidak ada fasilitas untuk pejalan kaki yang cukup memadai dimana-mana. Ada lagi alasan yang paling menyedihkan adalah ya malas aja. Ini menjadi pandemi malas berjalan kaki. Sejak pembangunan semakin maju. Justru orang-orang kebanyakan malas berjalan kaki. Sekedar ke pasar yang jaraknya baru satu kilo meter atau bahkan kuran saja orang memutuskan untuk berkendaraan. Masih lebih baik menggunakan sepeda. Tapi hari ini dimana-mana. Tidak di kota besar bahkan di pedesaan orang-orang menggunakan sepeda motor. 

Padahal jalan kaki itu menyehatkan. Termasuk olahraga yang paling ringan. Penulis memiliki kebiasaan jalan kaki yang sudah berlangsung sejak lama. Dari kecil sudah terbiasa. Jalan kaki ke sekolah ketika itu sangat menyenangkan. Kita bisa lebih banyak mengamati kondisi sekitar. Menyapa orang-orang yang kita kenal bahkan orang asing ketika berpapasan dengan senyum terbaik. Ketika itu penulis hidup bukan di kota besar. Jalanan relatif aman dari laju kendaraan bermotor yang terkadang mengkhawatirkan. 

Ada hal yang menarik untuk dibahas. Yaitu orang-orang kebanyakan merasa gengsi untuk berjalan kaki. Terlebih zaman sekarang ini. Padahal mengapa harus merasa gengsi berjalan kaki? Malu? Semua alasan tidak berjalan kaki karena gengsi itu sangat berlebihan. Walaupun disekitar kita banyak yang berkendaraan motor. Bisa kita lihat sebagai contoh kecil di sekitar tempat penulis tinggal. Ketika hendak pergi ke sebuah mini market yang jaraknya kurang lebih dua ratus meter saja, tetangga sebelah memilih untuk bermotor. Padahal tidak sedang terburu-buru. Memang lebih cepat dan hemat waktu. Tapi coba kita sedikit saja berhitung. Dengan berjalan kaki ke tujuan itu sudah memakan waktu kurang lebih lima belas menit pulang pergi. Sudah berapa langkah kita lakukan gerakan. Badan bergerak dan mungkin sedikit berkeringat, otot-otot kaki aktif. Persendian tidak kaku karena gerakan dinamis berjalan kaki. Sehat yang didapatkan plus membakar sekian kalori. Intinya menyehatkan dan mungkin banyak lagi manfaat-manfaat yang tidak bisa penulis jelaskan. Maklum bukan ahli kebugaran. Tapi pasti ada penelitiannya bahwa berjalan kaki lama atau sebentar pasti ada manfaat kesehatannya. Tidak perlu merasa harus olahraga yang berat dulu baru mendapatkan manfaat bagi tubuh. Di awali dari mindset dulu jika mau di bahas lebih jauh lagi.

Lalu kita bandingkan pergi ke tujuan yang sama dengan jalan kaki tadi dengan bersepeda motor. Dengan motor pulang pergi cuma lima menit. Tapi manfaat kesehatan yang didapat? Nyaris tidak ada hanya lebih hemat waktu. Kecuali memang sedang dikejar deadline sehingga kita butuh waktu cepat untuk sekedar membeli kopi. Dengan jalan kaki bukankah kita juga lebih menghemat bahan bakar minyak? Apalagi kondisi sekarang. Ini akibat mudahnya memiliki kendaraan dan lain sebagainya sehingga kita kadang lupa bahwa jalan kaki itu membawa manfaat yang kaya. Akibat dari perkembangan teknologi yang serba cepat dan membawa dampak terhadap kurangnya gerak pada badan. Maka terciptalah generasi mager. Semua hanya lewat jempol sudah bisa dilakukan. Tidak ada yang salah dengan kemajuan teknologi. Hanya saja kita terlalu "dimanjakan" sehingga lupa bahwa tubuh ini memiliki hak untuk bergerak.

Jalan kaki? Mengapa tidak?

Kemudian alasan kedua yagn telah disebutkan di atas adalah kurangnya fasilitas bagi pejalan kaki. Memang ini juga penulis sangat rasakan benar adanya. Jalan-jalan umum yang sempit tanpa adanya trotoar. Bahkan di jalan raya besar, kalaupun ada trotoar lebarnya kurang. Bahkan untuk papasan dua orang saja susah. Kita tidak bisa membandingkan dengan kawasan Sudirman misalnya. Untuk alasan fasilitas ini, tidak lain ini urusan pemerintah setempat. Pejalan kaki hanya bisa menyampaikan masukan. Kenyataannya sampai saat ini penulis belum menemukan daerah sekelas kelurahan yang memiliki fasilitas pejalan kaki yang layak. Ya kaerna memang kondisi lingkungannya yang juga kurang kondusif. Banyak pemukiman dan ribuan alasan lainnya. Tapi ini bukan hal yang mustahil jika kesadaran masyarakat kita akan pentingnya jalan kaki ini disadari dan mulai dilakukan dari diri sendiri dan keluarga. Semua pasti bisa berjalan selaras. 

Cukup menggelikan memang jika kita membaca sebuah artikel di media online tentang orang Indonesia paling malas jalan kaki. Tidak semuanya. Tapi ini sudah menjadi gambaran umum seperti itu. Kita apalagi penulis sendiri tidak perlu merasa tersinggung juga. Cukup bilang dalam hati : "Hei saya bukan bagian dari itu semua kok". Dan tidak perlu dipikirkan. Cukup jadi contoh untuk orang-orang sekitar saja tanpa berharap di notice.   

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun