Tidak ada yang salah dengan cara berpikir tingkat rendah. Namun cara ini cocok di terapkan sampai usia tertentu. Menurut keterbatasan pengetahuan saya cara ini cukup sampai sekolah dasar setidaknya. Begitu lanjut tingkat menengah pertama. Cara berpikir tingkat tinggi inilah yang seharusnya diterapkan anak-anak kita termasuk saya sebagai orang dewasa.
Berpikir tingkat tinggi adalah cara berpikir yang seharusnya diterapkan di setiap sekolah. Memang mindset kita masih hafalan. Tidak bisa dipungkiri. Namun setidaknya kita bisa mulai dari guru, dosen, bahkan orang tua di rumah. Menanamkan cara berpikir tingkat tinggi. Mulai dari cara  dan hal kecil. Membaca buku misalnya.Â
Berpikir tingkat tinggi pertama adalah kemampuan menganalisa. Setiap kali menerima informasi dari manapun kita harus bisa menganalisa, mencermati apakah informasi itu valid atau benar. Ini juga menyinggung berpikir kritis. Tidak mudah menelan informasi begitu saja. Mentah-mentah. Istilah sekarang jangan gampang menerima hoax. Ya hoax memang seharusnya tidak dipercaya. Karena bohong. Tidak benar. Informasi yang menyesatkan.
Setelah menganalisa, selanjutnya cara berpikir tingkat tinggi ini adalah kemampuan mengevaluasi. Evaluasi itu penilaian. Proses untuk menentukan nilai dari suatu hal. Nilai apakah informasi itu memiliki nilai yang baik. Bermanfaat untuk orang lain. Jika ada yang kurang bisa dinilai ulang diperbaiki tebih tepatnya. Evaluasi tidak boleh dilewatkan begitu saja. Karen hasil yang baik. Output yang baik nantinya harus melalui proses yaitu evaluasi.
Yang ketiga, cara berpikir tingkat tinggi adalah mencipta atau mensintesis. Dari hasil analisa dan evaluasi maka dihasilkan suatu ( creating ) maksud mencipta disini adalah berupa sebuah solusi dalam memecahkan masalah (problem solving ). Membuat kesimpulan dari sebuah materi dengan pendekatan ilmiah.Â
Inilah cara berpikir yang saat ini sedang digaungkan kementerian pendidikan dan kebudayaan kita. Kemampuan literasi harus menjadi habit sejak bahkan sebelum anak-anak usia sekolah. Mulai dari melihat, mendengar, berbicara, membaca, dan menulis. Â Tentunya harus bertahap dan sabar. Tugas kita sebagai orang tua dan guru. Dan harus dimulai dari kita semua. Agar hidup menjadi lebih baik. Â Â Â Â Â Â