Mohon tunggu...
Moh. Ashari Mardjoeki
Moh. Ashari Mardjoeki Mohon Tunggu... Freelancer - Senang baca dan tulis

Memelajari tentang berketuhanan yang nyata. Berfikir pada ruang hakiki dan realitas kehidupan.

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

"Misteri" Kebenaran dalam Bernegara

3 Februari 2019   06:34 Diperbarui: 3 Februari 2019   06:54 149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Dalam ayat-ayat kitab suci yang dibaca para ahli kitab jelas tersuratkan dan tersirat bahwa kebenaran terletak pada pikiran (niat), ucapan dan perbuatan manusia.

Kitab suci berisi segala keterangan yang menerangi dan menerangkan yang belum jelas dan terang tentang kebenaran yang harus diterima dan dihadapi serta disikapi umat manusia. 

Jadi menurut penulis kitab suci sama sekali bukan fiksi seperti anggapan Rocky Gerung.

Perintah dan larangan
Apa yang diperintahkan Tuhan pasti benar. Dan yang Dilarang Tuhan pasti juga benar. Maka Perintah dan Larangan Tuhan harus ditaati. Tetapi yang diajarkan justru PerintahNYA harus dikerjakan dan laranganNYA harus dijauhi.

Kapankah Tuhan Memerintah dan Melarang seseorang berbuat sesuatu? Pernahkah kita merasa Diperintah atau Dilarang Tuhan?
Menurut penulis, barangkali jawabnya, tidak pernah. Karena Tuhan itu tidak pernah atau tidak bisa bicara. Sebab kalau Tuhan bisa Bicara tentu bisa bohong seperti manusia.

Di N.K.R.I. Kedudukan agama sangat penting
Di N.K.R.I. kedudukan agama diakui dan dihormati negara. Semua kitab suci agama terjaga kesuciannya oleh negara ini sebagai milik bersama seluruh umat manusia.

Menurut penulis. Di N.K.R.I.. Siapa pun dengan apa pun agama yang dianut tidak dilarang menyampaikan kebenaran yang ada pada agama lain.
Yang mungkin dilarang adalah memperdebatkan apa pun yang menyangkut kitab suci agama. 

Dilarang mengkritisi ayat kitab ayat suci agama. Kitab suci diturunkan untuk dipelajari, dipahami, dibuktikan kebenarannya untuk diamalkan dalam hidup bernegara. Bukan untuk diperselisihkan.

Tetapi memaksa Prabowo untuk mengaji kiranya kurang pada tempatnya. Belum membaca saja keislaman Prabowo sudah jadi bahan ejekan. Apa lagi kalau sempat di suruh baca.

Bahwa Prabowo dianggap banyak melakukan kebohongan ya biarkanlah. Kita ridhoi saja. Manusia berbuat bohong itu wajar saja bukan?
Prabowo dianggap banyak bohong adalah masalah dia.

Demikian. Terimakasih kepada yang telah membaca tulisan ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun