Mohon tunggu...
Moh. Ashari Mardjoeki
Moh. Ashari Mardjoeki Mohon Tunggu... Freelancer - Senang baca dan tulis

Memelajari tentang berketuhanan yang nyata. Berfikir pada ruang hakiki dan realitas kehidupan.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Di Tahun Politik, Puisi Sukma Putri Bung Karno Merisaukan

8 April 2018   16:53 Diperbarui: 8 April 2018   17:14 557
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Azan selalu diperdengarkan pada setiap waktu tertentu sepanjang hari. 

Dalam realita azan tidak pernah berhenti dikumadangkan dari masjid-masjid sepanjang siang dan malam di seluruh dunia.

 

Kidung

Menurut penulis yang merasa tergolong sangat awam dengan kebudayaan---kesusastraan, jawa. Kidung adalah rangkain kata-kata yang disuarakan sebagai ungkapan perasaan yang mendalam, atas nikmat hidup yang sedang dilakoni atau dirasakan dan disadari. 

Boleh direnungkan bagi yang pernah mendengar kidung rumeksa ing wengi dalam bahasa Jawa. Yang berisi petuah mengingatkan untuk tidak tidur pada waktu yang masih dianggap sore. Karena banyak malaikat---dewa, yang sedang berkeliling jagat membawa bokor kencono yang berisi sandang pangan dan doa keselamatan bagi yang masih terjaga di malam yang sudah larut.


Barangkali orang Jawa banyak yang biasa berkidung yang didasari ajaran Islam. Biasanya mereka berkidung menjelang menjelang salat subuh, maghrib atau isya. 

Kidung adalah ungkapan perasaan yang mendalam, atas nikmat hidup yang sedang dilakoni orang Jawa. 

Suara kidung biasanya dilantunkan dengan syahdu untuk menentramkan jiwa yang mungkin sedang risau. Seperti umat muslim ketika membaca ayat-ayat Qur'an dengan melantunkan bacaannya---mengaji.

Tentu saja berkidung juga berbeda dengan membaca puisi yang harus dibaca selaras dan sejiwa dengan pesan yang ingin disampaikan oleh penyairnya.

Yang demikian adalah pendapat pribadi penulis. Pembaca silakan untuk tidak sepaham dengan pendapat tersebut dan sangat tidak perlu untuk dipersoalkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun