Mohon tunggu...
Moh. Ashari Mardjoeki
Moh. Ashari Mardjoeki Mohon Tunggu... Freelancer - Senang baca dan tulis

Memelajari tentang berketuhanan yang nyata. Berfikir pada ruang hakiki dan realitas kehidupan.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Mengadili Ahok, yang Menuntut yang Menista Agama?

19 November 2016   10:23 Diperbarui: 19 November 2016   10:54 964
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

REVOLUSI SPIRITUAL. 

Sebagai seorang warga negara yang Pancasilais.  Ahok tampaknya “pasrah saja.” Dan siap dijadikan tersangka menista agama. Tetapi tidak se langkah pun dia mau mundur menegakkan kebenaran. Demi membangun Jakarta sebagai surga bagi penghuninya.

Tidak ada sedikitpun tersirat kekecewaan di wajahnya. Dia. Ahok tampaknya siap binasa, hancur lebur dengan meninggalkan nama yang hanya bisa dikenang dengan kehormatan saja.

Dia dengan ceria menenangkan pendukungnya untuk terus giat berjuang memenangkan Ahok-Jarot dalam satu putaran. Walaupun kaum munafik terus gigih mengganggunya dengan cara-cara yang licik. Bukan main hebat Ahok. 

Jagad raya dan seluruh isinya kekal menjadi saksi utama independen yang senantiasa berpihak pada “kebenaran” realita hidup keseharian. 

Realita hidup keseharian senantiasa dimeriahkan oleh pertarungan antara mereka yang beriman dan taqwa, melawan kaum kafir yang munafik.

Belum lagi sempurna berkas tuntutan dikirim polri ke kejaksaan. Dunia sudah gempar lagi dengan nistakan agama yang lebih sangat parah dan terang-terangan. Penuh kebencian, kegeraman, penghinaan dan kemarahan. 

Nistaan yang menyangkut langsung Nama Agung Tuhan, Nama Agung Nabi Muhammad saw, ulama, ahli tafsir dan ayat-ayat Quran.  Di depan mereka yang katanya tergolong sangat perkasa membela Islam.

Dapat dilihat di youtube. Habib Rizieq mengatakan dengan gamblang dan berapi-api. Ada ulama yang suka memutar balikkan fakta. Habib Rizieq mengatakan  “Dia nipu umat pakai ayat al Quran, dia nipu umat pakai hadis nabi...” dst.  Sumber dari video akun facebook.

Siapa ulama yang suka memutar balikkan fakta yang dimaksud Habib Rizieq? Jangan-jangan banyak orang tidak menyadari bahwa Habib Rizieq sedang memperolok dirinya sendiri? 

Kalimat tersebut benar-benar senada dan dengan Al Maidah 51 yang diucapkan Ahok. 

Tetapi selama ini ucapan Habib Rizieq “Dia nipu umat pakai ayat al Quran, dia nipu umat pakai hadis nabi...” dianggap tidak masalah. Karena mungkin yang mengucapkan bersurban. Berjubah, berkaca mata. Dan beragama Islam tentunya. Maka dia berhak mengucapkan kalimat tersebut. 

Jelas berbeda dengan Al Maidah 51 yang diucapkan Ahok. Terdengar lebih berbobot dan bermujisat. Maka layak dijadikan masalah untuk dihayati dan dimengerti karena diucapkan seorang gubernur yang nasrani.

Pihak yang masalah kan jelas tidak mengerti. Bahwa di mana pun, kapan pun, siapa pun berhak menyampaikan kebenaran-kebenaran semua kitab suci kepada siapa pun. Untuk menegakkan kebenaran di setiap hari.

Semua kitab suci tidak membatasi siapa pun berbuat kebaikan. Semuanya pasti melarang manusia berbuat kezaliman.

Berikutnya.  Ada tayangan di sebuah stasiun televisi dan ada  youtube-nya. Pada acara membahas gelar perkara terbuka terbatas tentang ditetapkannya Ahok sebagai tersangka menista agama.

Hadir dalam acara tersebut. Desmond Junaidi dari Komisi III DPR RI; Pakar Hukum Pidana dari sebuah Perguruan tinggi; seorang ulama MUI dan pembawa acara.

Dalam acara tersebut dihiasi kegeraman Desmond Junaidi, karena katanya Ahok akan menghadirkan saksi ahli seorang ahli tafsir dari Mesir.

Desmond melontarkan kata-kata yang mecurigai Ahok mau adu domba ahli tafsir Indonesia dan Mesir. Sempat melontar kata-kata yang merendahkan Tuhan, Rasulullah saw dihadapan ulama MUI yang duduk bersama dalam acara tersebut. 

Kata-kata yang diucapkan kira-kira begini, “Kenapa Ahok tidak minta Tuhannya menghidupkan Rasulullah?”

Menurut penulis kalimat tersebut sungguh bukan tidak diniati seperti yang diucapkan Ahok di Kepulauan Seribu.   Kalau Ahok seperti sudah biasa mengatakan dibohongi pakai surat Al Maidah 51, karena dirinya merasa benar-benar pernah dan sering menjadi korban orang-orang yang memakai surat tersebut untuk mempengaruhi orang yang akan memilih dirinya supaya tidak memilih dirinya.

Kata-kata: “Kenapa Ahok tidak minta Tuhannya menghidupkan Rasulullah?” memang ditujukan untuk menghina Ahok. Tetapi atas kehendak Tuhan seluruh umat Islam di dunia bisa merasa terhina oleh ucapan Desmond itu.

Dan anehnya si ulama MUI tersebut terkesan sama sekali tidak merasa terganggu dan mengingatkan Desmond. Kenapa dengan ulama itu? Apa mau segera memberi fatwa saja supaya lebih tinggi nilai nasihatnya?

Maaf. Penulis berani memastikan bahwa menista seperti yang dilakukan Desmond termasuk perbuatan yang biasa dilakukan mereka yang kafir. Yaitu orang-orang yang mendustakan kebenaran yang nyata. Di zaman dulu, kaum kafir adalah kaum yang tidak mau menerima dan mengakui kebenaran yang disampaikan Nabi Muhammad saw. 

Pertama. Walau sangat marah dan sangat-sangat tidak suka, tidak pada tempatnya Desmond menyuruh Ahok meminta yang dianggap tuhan oleh Ahok menghidupkan Rasulullah. Walau pun “tuhan” yang diimani Ahok dengan Kuasa Allah Yang Maha Kuasa pasti Kuasa Menghidupkan dan Menghidupi setiap Rasul. Tetapi semua Rasul pasti hidup atas KehendakNYA. Bukan karena rasul minta kepada Allah untuk dihidupkan. Demikian itu sebuah kebenaran yang nyata dan pasti yang dimaksud penulis.

Kedua. Desmod sebagai umat Islam hendaknya bisa menerima, mengakui dan menyadari bahwa Jiwa Rasulullah tidak pernah mati. Melainkan hidup abadi menjiwai pribadi setiap ulama sejati yang tidak pernah marah, rendah hati, tidak menuntut dan minta hak; tidak pernah menyesali dan menyalahkan siapapun. 

Ulama sejati tidak pernah menunjukkan dan minta dirinya diakui paling benar. Karena dirinya selalu merasa damai tenteram berada dalam Kebenaran Allah.

Ketiga. Desmod sebagai seorang muslim seharusnya tahu. Bahwa kepada Allah manusia tidak perlu minta apa-apa. Karena seluruh karuniaNYA sudah dilimpahkan kepada setiap pribadi setiap orang. Untuk dimanfaatkan, dinikmati, disyukuri, dipelihara dan dijaga tetap langgeng dalam dirinya. 

Manusia hanya pantas minta ampun—istighfar,   sebanyak-banyaknya. Mohon petunjuk Allah pun tak perlu karena sudah ada Quran terbentang di dalam hatinya.

Sudahkah Desmond minta maaf kepada umat Islam atas kecerobohannya berbicara yang bisa dianggap menista Tuhan dan Rasulullah?

Penulis sarankan Desmon juga segera minta ampun kepada Allah swt.  Jangan malu dan gengsi minta ampun kepada Allah. Pasti diampuni.

Tetapi kepada seluruh umat Islam yang merasa dan tidak merasa terhina karena RasulNYA dinista. Mungkin hanya minta maaf saja bisa belum cukup. Ahok saja dengan jiwa besar mau minta maaf kepada seluruh umat Islam. Dan kini ikhlas jadi tersangka.

Janganlah karena merasa muslim sehingga tidak mungkin menistakan agamanya sendiri. 

Dalam realita sehari-hari banyak orang beragama yang menista agamanya. Dengan memfitnah, berbohong, menghasut, menghina, memaksakan kehendak, menghalalkan segala caa, korupsi dan “berselingkuh” dalam banyak hal. Dan lain-lain. 

Kalau saja Desmond mau dimaafkan seluruh umat Islam Indonesia dan sempat bisa merasa berarti yang sangat berarti bagi bangsa dan negara.

Dengan hati yang teguh. Desmon berani minta Pak Prabowo supaya usul kepada Presiden agar MUI, FPI dan ormas-ormas semacamnya, "dibubarkan sekarang!." Seketika mereka pasti bubar.

Ancaman demo besar-besaran tanpa aspirasi yang jelas, karena membawa banyak kepentingan. Pasti tidak akan pernah terulang.  

Dan pilkada 2017 pasti sukses. Sukses NKRI. Sukses Gerindra. Sukses Prabowo.

Mudah-mudahan tiba satnya. Pasti akan segera hadir Majelis Ulama Islam Indonesia—MUI-I; Majelis Ulama Budda Indonesia—MUB-I; Majelis Ulama Kristen Indonesia—MUK-I; Majelis Ulama Pancasila—MUP dan lain-lain yang menyatu dalam satu wadah Majelis Ulama Indonesia yang sesungguhnya. Demi NKRI.  

Demikian. Salam bahagia dan damaisejahtera bagi yang sempat membaca tulisan ini. Terimakasih. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun