Sejarah Retorika dari Zaman Yunani Kuno
Retorika, seni berbicara dan menulis dengan persuasif, memiliki akar yang sangat dalam di Yunani Kuno. Pada masa itu, retorika bukan hanya alat untuk berdebat, tetapi juga fondasi penting dalam pendidikan, politik, dan hukum.
Awal Mula (Abad ke-5 SM)
Retorika berkembang pesat di Athena setelah berakhirnya tirani pada tahun 460-an SM. Munculnya demokrasi di kota-kota seperti Sirakusa dan Athena menciptakan kebutuhan akan warga negara yang mampu membela diri di pengadilan dan mempengaruhi keputusan politik di majelis.
*Corax dan Tisias: Keduanya dianggap sebagai pendiri retorika formal. Mereka menulis buku panduan pertama tentang argumen di pengadilan, mengajarkan cara menyusun argumen yang logis dan persuasif.
*Kaum Sofis: Mereka adalah guru-guru profesional yang berkelana dari satu kota ke kota lain, mengajarkan retorika. Mereka mengajarkan bahwa kebenaran itu relatif dan yang terpenting adalah kemampuan untuk membuat argumen yang lebih kuat, terlepas dari apakah itu benar atau tidak. Tokoh-tokoh penting di antaranya adalah Protagoras dan Gorgias.
Puncak Retorika Klasik
Pada abad ke-4 SM, retorika mencapai puncaknya berkat pemikiran tiga tokoh besar:
*Plato: Ia sangat kritis terhadap kaum Sofis, yang menurutnya hanya peduli pada kemenangan argumen dan bukan pada kebenaran. Dalam dialognya, Gorgias dan Phaedrus, Plato mengkritik retorika sebagai bentuk "penipuan" dan berpendapat bahwa retorika sejati harus didasarkan pada pengetahuan filosofis dan pencarian kebenaran.
*Aristoteles: Murid Plato ini mengubah retorika menjadi sebuah ilmu yang sistematis. Dalam karyanya, "Retorika", ia mendefinisikan retorika sebagai "kemampuan untuk menemukan cara-cara persuasi yang tersedia dalam setiap kasus tertentu." Aristoteles mengidentifikasi tiga cara persuasi utama, yang dikenal sebagai tiga pilar retorika:
oEthos (Karakter): Kredibilitas atau karakter pembicara.