Mohon tunggu...
Ahmad Surya Fajar Siregar
Ahmad Surya Fajar Siregar Mohon Tunggu... Mahasiswa - ASFS Channel

Saya mahasiswa IAIDU ASAHAN yang berusaha berbuat sebisa saya

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kehidupan Masyarakat Arab Sebelum Masuknya Islam

22 April 2021   07:05 Diperbarui: 22 April 2021   07:11 689
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Bila dilihat dari segi sosiologis dan antropologis bangsa Arab mempunyai tingkat solidaritas dan budaya yang tinggi. Tingkat solidaritas bisa dilihat dari kehidupan bangsa Arab di padang pasir yaitu kaum Badui. Mereka mempunyai perasaan kesukuan yang sangat tinggi. Kabilah atau suku itulah yang mengikat warganya dengan ikatan darah atau keturunan  atau ikatan kesukuan. Kabilah itulah yang berkewajiban melindungi warganya , dan melindungi orang yang menggabungkan diri atau meminta perlindungan kepadanya.

Bangsa Arab mempunyai budaya yang tinggi itu bisa diketahui dari kerajaan-kerajaan yang berdiri di Yaman. Dari bani Qathan ini telah berdiri kerajaan-kerajaan yang berkuasa di daerah Yaman , diantaranya yang terpenting adalah kerajaan Ma'in, Qutban, saba' dan Himyar

Kehidupan sosial ekonomi bangsa arab menjelang lahirnya islam, sangat ditentukan oleh kondisi dan letak geografis wilayahnya. Bagi masyarakat Arab pedalaman yang terkenal dengan sebutan ahlu Badui atau Badiah hidup berpindah-pindah mencari tempat yang subur, mereka bertani dan beternak. Dalam mengolah pertanian para pemilik ladang memkai tiga sistem yaitu pertama, sistem sewa dengan emas atau logam mulia yang lain, gandum atau hasil pertanian yang lain sebagai alat pembayarannya. Kedua, sistem bagi hasil. Ketiga, sistem pandega yaitu seluruh modal datang dari pemilik, sementara pemupukkan dan perawatannya dikerjakan oleh penggarap.

Sedang yang hidup diperkotaan atau yang disebut dengan ahlul hadloroh mayoritas mereka berdagang. Status mereka sebagai pedagang terbentuk karena wilayah yaman adalah wilayah transit untuk perdagangan yang menghubungkan satu negeri dengan negeri yang lain.

Disisi lain, ada sebuah wilayah yang menjadi saingan yaman, yaitu kota makkah. Makkah merupakan wilayah yang memiliki letak strategis dalam kegiatan berdagang. walupun wilayahnya gersang dan tidak subur tapi ramai dikunjungi orang. Hal ini karena di makkah terdapat bangunan yang memiliki nilai keramat bagi bangsa arab yaitu ka'bah.

Para pedagang arab sejak 200 tahun menjelang datangnya islam, telah melakukan transaksi dengan india, negeri pantai afrika, sejumlah negara teluk persia, asia tengah dan sekitarnya. Komoditas ekspor Arab selatan dan yaman anatara lain kemenyan, dupa, kayu gaharu, minyak wangi kulit bianatang, kismis, anggur dan lain lain. Sedang barang yang di impor dari Afrika Timur antara lain kayu untuk bahan bangunan, bulu-bulu unta, logam mulia serta badak. Sedang dari cina dan Asia selatan yaitu gading, batu mulia,sutera, pakaian, pedang, rempah-rempah, dan dari negara-negara teluk persia, mereka menginpor intan.

Perjalanan dagang mereka lakukan dalam dua musim yaitu musim panas(shaif) ke negeri syam dan musim dingin (syita') ke negeri yaman.

3. Budaya atau perilaku masyarakat Arab sebelum masuknya Islam

sebelum islam datang, kebudayaan masyarakat mekkah disebut jahiliyah. karna masyarakat mekkah jahiliyah terbiasa dengan perilaku menyimpang seperti mabuk2an,mengubur anak pr hidup2 dll. masyarakat seperti ini di sebut kanibal,yaitu keadaan sosial masyarakat nya melakukan segala cara untuk meraih tujuan. 

C. Penutup

A. Kesimpulannya : Kehidupan bangsa Arab sebelum datangnya Islam dikenal dengan istilah Jahiliyah. Masyarakat Jahiliyah ini identik dengan peradaban yang sangat buruk, pelacuran dimana-mana, pertumpahan darah, perbuatan keji yang tak dapat diterima akal sehat, Adapun gaya hidup masyarakat Arab Jahiliyah terbiasa bercampur baur antara kaum laki-laki dan perempuan. Boleh dikatakan kehidupan mereka jauh dari akal sehat. Selain pelacuran, gila-gilaan, pertumpahan darah sudah biasa di kalangan masyarakat Arab Jahiliyah.    

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun