Mohon tunggu...
Asep Setiawan
Asep Setiawan Mohon Tunggu... Membahasakan fantasi. Menulis untuk membentuk revolusi. Dedicated to the rebels.

Nalar, Nurani, Nyali. Curious, Critical, Rebellious. Mindset, Mindmap, Mindful

Selanjutnya

Tutup

Money

Dolar di Bawah Bantal dan Tindakan Melubangi Perahu

13 April 2025   12:30 Diperbarui: 14 April 2025   04:35 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Contohnya? Saat BI, OJK, dan Kemenkeu bisa tampil bareng, jujur bicara tantangan dan strategi, lengkap dengan data yang tidak dibumbui, maka kepercayaan bisa mulai pulih. Rakyat bukan bodoh. Mereka cuma capek ditenangkan tanpa alasan.

Ujung-ujungnya, stabilitas ekonomi itu bukan cuma soal angka, tapi soal rasa percaya. Dan rasa percaya tumbuh ketika rakyat merasa didengarkan, diajak mikir bareng, bukan disalah-salahkan terus tiap kali panik beli dolar.

6. Penutup: Dolar di Bawah Bantalmu, Krisis di Atas Kepala Kita

Dolar di bawah bantalmu itu nyaman. Menenangkan. Rasanya kayak punya senjata rahasia kalau sewaktu-waktu rupiah makin megap-megap. Tapi coba pikir lagi: kalau semua orang simpan dolar diam-diam, siapa yang bakal jaga rumah besar bernama ekonomi Indonesia ini dari kebocoran?

Ekonomi itu bukan sekadar neraca pribadi. Ia hidup dari sirkulasi: orang belanja, usaha jalan, bank salurkan kredit, pemerintah bangun infrastruktur. Tapi ketika arus itu berhenti karena semua orang sibuk nyelametin diri sendiri, maka yang kita lihat bukan cuma inflasi... tapi kemungkinan ekonomi mandek, daya beli rontok, dan kepercayaan runtuh.

Self-fulfilling prophecy itu nyata. Kekhawatiran tentang kehancuran rupiah bisa jadi alasan utama kehancurannya. Seperti orang yang takut jembatan putus, lalu lari-larian di atasnya, dan akhirnya beneran bikin jembatannya ambruk.

Jadi, silakan simpan dolar kalau kamu perlu---buat jaga-jaga, buat bayar kuliah anak di luar negeri, atau buat rencana jangka panjang. Tapi kalau nyimpennya udah karena ketakutan massal, lalu ngajak orang lain ikut panic buying, maka kamu bukan cuma pelindung diri... kamu juga bagian dari api yang sedang membakar rumah kita.

Dolar di bawah bantalmu mungkin menyelamatkanmu dari krisis hari ini...
Tapi bagaimana kalau itu justru menciptakan krisis hari esok?

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun