Mohon tunggu...
Asep Saepul Adha
Asep Saepul Adha Mohon Tunggu... Guru SD

Senang membaca dan suka menulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pensiun: Rencanakan Sekarang, Nikmati Kemudian

16 Mei 2025   17:10 Diperbarui: 16 Mei 2025   18:52 280
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
httpspixabay.comidphotostua-pension-figur-miniatur-pensiun-4014029

Bagi yang tinggal di kota, memiliki kos-kosan atau aset yang bisa disewakan merupakan cara cerdas untuk menciptakan penghasilan pasif tanpa harus bekerja setiap hari. Sementara itu, bagi warga desa atau orang kota yang memiliki dana lebih, membeli kebun plasma seperti sawit atau karet bisa menjadi pilihan investasi yang menjanjikan. 

Mengapa plasma? Karena pengelolaan kebun dilakukan oleh pihak perusahaan melalui koperasi, sehingga pemilik tak perlu turun tangan langsung. Setiap bulan, hasil kebun akan otomatis masuk ke rekening pemilik, sebuah pemasukan yang berjalan diam-diam namun pasti. Meski demikian, perlu diingat bahwa investasi semacam ini biasanya membutuhkan modal awal yang cukup besar.

Ada seorang mantan pegawai di sebuah perusahaan perkebunan yang sangat cerdas memanfaatkan kesempatan menjelang pensiun. Sebelum pensiun, ia berkeliling ke daerah-daerah yang akan dibuka kebun plasma sawit, mencari siapa yang bersedia menjual lahan. 

Ia membeli lahan kosong dengan harga murah, hanya sekitar 40 juta rupiah per kapling seluas 1,75 hektar. Singkat cerita, setelah kebun sawit itu tumbuh dan menghasilkan, kini ia memiliki 25 kapling. Nilai setiap kapling kini melonjak tajam, tidak kurang dari 400 juta rupiah, belum lagi pendapatan rutin setiap bulan yang bisa mencapai 18 juta per hektar saat produksi tinggi.

Yang menarik, beliau tidak pernah repot mengurus kebun secara langsung. Pengelolaan kebun sepenuhnya dilakukan oleh perusahaan melalui koperasi, sehingga ia tidak perlu memikirkan cara memupuk atau memanen buah sawit. 

Semua berjalan otomatis, dan uang terus mengalir ke rekeningnya tanpa perlu keluar keringat. Bukankah ini contoh nyata penghasilan pasif yang sangat menguntungkan? Dan ini baru dari satu koperasi, padahal beliau memiliki lahan plasma juga di koperasi-koperasi yang laian.

c.   Hindari Hutang

Hutang adalah beban finansial terbesar ketika penghasilan tetap berhenti. Karena itu, sebelum pensiun, usahakan untuk melunasi semua cicilan. Hindari mengambil pinjaman baru yang bisa membebani arus kas bulanan. Hidup tanpa hutang adalah kunci agar dana pensiun dapat digunakan sepenuhnya untuk kebutuhan, bukan untuk membayar bunga.

2.  Kembangkan Skill atau Hobi yang Menghasilkan

a.   Bisnis kecil-kecilan

menjelang pensiun, bisnis kecil-kecilan bisa menjadi sumber penghasilan sekaligus penyalur hobi. Bagi yang hobi memasak, usaha makanan seperti katering, kue, atau oleh-oleh khas bisa dikembangkan. Jika terampil membuat kerajinan tangan, cobalah menjual produk handmade secara online.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun