Pesan Sederhana untuk Sang Kekasih: Ramadan, Sampai Jumpa!
Menanti Ramadan dengan Doa dan Rindu
Sejak dua bulan yang lalu, tepat di awal Rajab, aku telah mulai meratap dalam sujud, melantunkan doa: "Allahumma baariklanaa fii Rajaba wa Sya'bana, wa ballighnaa Ramadhana." Hampir setiap malam, kata-kata itu mengalir dari bibirku, penuh harap dan kerinduan. Aku ingin Ramadan datang, aku ingin merayu-Mu, ya Allah, dengan segala doa yang kupanjatkan di bulan-Mu yang mulia.Â
Aku rindu. Rindu pada malam-malam yang dihiasi tadarus, pada sahur yang penuh berkah, pada air mata taubat yang mengalir di sepertiga malam terakhir. Aku ingin berlari menuju Kalam-Mu, menghabiskan waktu bersama Al-Qur'an, seolah-olah ia adalah sahabat yang hanya bisa kutatap lama di bulan ini. Aku ingin memperbanyak sujud, memperbanyak dzikir, dan menumpuk amal shaleh, semuanya, hanya karena-Mu.Â
Ramadan, kau adalah bulan yang kutunggu. Aku memohon pada-Nya, agar semua rindu ini tidak sia-sia. Agar setiap doa yang kupanjatkan sejak Rajab menjadi jalan untuk bertemu denganmu dalam keadaan terbaik: hati yang bersih, jiwa yang khusyuk, dan iman yang menguat.Â
"Ya Allah, sampaikanlah aku ke Ramadan. Dan jadikan ia Ramadan terbaik dalam hidupku."
Ramadan: Saat Aku dan Allah Berdua
Ramadan... ketika kau tiba, segalanya terasa berbeda. Di bawah naunganmu, aku belajar bercengkrama lebih intim dengan Allah, seperti seorang hamba yang akhirnya pulang setelah lama tersesat. Setiap tarikan nafas, setiap detik yang berlalu, kucoba isi dengan ketaatan, seolah-olah inilah kesempatan terakhirku untuk menjadi insan terbaik di hadapan-Nya.Â
Aku memanjangkan sujud, memperpanjang tadarus, dan melipatgandakan amal. Bukan untuk pujian, bukan untuk pengakuan, tapi hanya untuk satu harapan: "Ya Allah, jadikan ridha-Mu tiketku ke surga. Jadikan ampunan-Mu pembebasku dari neraka."
Di bulanmu, Ramadan, aku berlari menuju rahmat-Nya, berharap tidak ada satu pun detik yang terbuang sia-sia. Karena aku tahu, mungkin inilah Ramadan terakhir yang Allah titipkan padaku. Maka, kurebut setiap kesempatan, untuk taubat, untuk ibadah, untuk menjadi lebih dekat dengan-Nya.Â
"Aku tak ingin pulang darimu, Ramadan, kecuali sebagai pemenang, seorang hamba yang meraih maghfirah dan kebebasan dari api neraka."
Keberangkatanmu yang Terlalu Cepat
Kini, tanpa kusadari, engkau hampir pergi. Dua bulan lamanya kumenanti kedatanganmu dengan debar rindu yang tak terkira, tapi kini, betapa singkatnya waktu bersamamu. Sebulan terasa bagai seminggu, seolah waktu dipercepat saat kau ada di sisiku.Â