Mohon tunggu...
Asep R Sundapura
Asep R Sundapura Mohon Tunggu... Relawan - Blogger & Culturalpreneur

Penulis di Blog : Sundapura.com

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Baca Dulu Ini Sebelum Cari Kerja ke Kota Industri Karawang

17 Juni 2021   09:22 Diperbarui: 17 Juni 2021   09:47 3374
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kawasan industri Karawang/atikahamalia (bisnis.com)

Untuk mengurai sejarah perkembangan industri di Karawang, kita flash back dulu ke tahun 1870.

Pada tahun 1870, Pemerintah Kolonial Belanda mengeluarkan UU Agraria (de agrarische wet) yang diatur dalam Staatsblad No 71 tanggal 9 April 1870. UU Agraria menyatakan bahwa setiap tanah yang bukan merupakan Tanah Adat dikuasai oleh negara.

Atas dasar UU tersebut, Pemerintah Kolonial diperbolehkan menyewakan tanah kepada pihak swasta atau partikelir. Tujuannya adalah agar Pemerintah Kolonial mendapatkan kas pemasukan sebesar-besarnya dari bisnis penyewaan tanah. Lahan disewakan selama 75 tahun.

Di wilayah Karawang, Pemerintah Kolonial menyewakan tanah dari mulai Ciampel, Telukjambe, Pangkalan dan Tegalwaru kepada tuan tanah Cina bernama Tan Goan Pauw. Kawasan lahan yang disewakan tersebut dinamakan Tegalwaru Landen. Di lahan itu ditanami kopi, palawija dan sebagainya.

Karawang Lumbung Pangan Nasional

Sejarah Karawang sebagai kota industri muncul sejak era Orde Baru. Namun infrastruktur industrinya telah muncul sebelum era kemerdekaan. Setelah Indonesia merdeka, tanah-tanah partikelir dibagikan sebagai hak milik kepada pengggarapnya (petani). Sedangkan tanah kongsi atau tanah yang tidak digarap oleh rakyat, diambil alih pemerintah. Pengelolaan lahan tersebut berada di bawah naungan Kementerian Perhutanan. Sebagian besar kawasan eks Tegalwaru Landen dikelola oleh Perhutani. Lahan-lahan inilah yang menjadi modalitas awal pengembangan industri di Karawang.

Pada masa Orde Lama, Karawang direncanakan menjadi lumbung pangan nasional. Upaya perencanaan itu ditunjang oleh luasnya areal persawahan serta ketersediaan distribusi air melalui bendungan Walahar yang dibangun oleh Belanda. Pemerintah Sukarno mendirikan badan penelitian padi di Karawang untuk mendukung program tersebut.

Tahun 1962, Pemerintah Soekarno menggelar kegiatan Hari Tani Nasional di Karawang. Hal itu merupakan langkah awal Orde Lama untuk membangkitkan potensi pertanian Indonesia. Dan momentum ke arah sana dilakukan di Karawang.

Revolusi Hijau Orde Baru

Pada masa Orde Baru, Karawang menjadi salah satu sasaran Penerapan Revolusi Hijau. Tahun 1970 hingga 1980, pemerintahan Orde Baru melakukan investasi besar-besaran terhadap sektor pertanian. Pemerintah membangun dan mengembangkan program modernisasi pertanian yang bertujuan untuk menigkatkan produksi pertanian Indonesia. Progrm itu dinamakan juga Revolusi Hijau.

Melalui Program Revolusi Hijau, petani dikenalkan dengan penggunaan pupuk buatan, pestisida, bibit unggul, peralatan pertanian modern dan sistem budidaya pertanian yang baru.

Program Revolusi Hijau cukup berhasil di Karawang. Pada tahun 1984, produksi pertanian Karawang mencapai puncaknya. Hasil produksi pertanian Karawang menempatkan Indonesia sebagai negara yang bisa melakukan swa sembada beras.

Perubahan Dari Pertanian ke Industri

Upaya menjadikan Karawang sebagai basis pertanian tidak berlangsung lama. Pada tahun 1989 Presiden Soeharto mengeluarkan Keppres Nomor 53 Tahun tentang Pengembangan Kawasan lndustri di Kabupaten Karawang. Sejarah Karawang menjadi kota industripun dimulai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun