Di bukittinggi kita pernah menyanyi
Iramanya aduhai sekali
Kubacakan didepanmu puisi
Lalu kau bernyanyi dengan nyaring sekali
Ku ketuk satu dua palu
Dari irama gendang yang menyahut
Sesekali engkau tersenyum dan mengangguk
***
Sayangnya kisah kita harus dibentur
Oleh kasta, nasab juga restu
***
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!