Saat ini, perkembangan zaman menjadi salah satu yang mempengaruhi gaya hidup anak muda seperti perkembangan teknologi, tren media sosial, dan kebiasaan konsumsi yang serba instan. Salah satu kebiasaan yang sering dijumpai adalah tingginya konsumsi gula. Gula banyak ditemukan dalam berbagai jenis seperti minuman manis, makanan cepat saji, hingga camilan. Saat ini gula sudah menjadi makanan yang disantap sehari hari. Namun, di balik rasa manis yang menggiurkan, ada ancaman serius bagi kesehatan, yaitu risiko diabetes. Dalam essay ini, akan dibahas tentang bagaimana generasi muda terjebak dalam konsumsi gula berlebihan dan dampaknya terhadap kesehatan, terutama dalam meningkatkan risiko diabetes.
 Gula, merupakan sumber energi utama bagi tubuh yang memang tidak bisa dihindari sepenuhnya. Namun, dalam jumlah yang berlebihan, gula bisa menyebabkan berbagai gangguan metabolisme, salah satunya adalah diabetes. Diabetes tipe 2merupakan penyakit yang lumayan dialami oleh individu dewasa, namun kini kita mulai banyak menemukan penyakit tersebut terjadi pada anak muda. Fenomena ini dipicu oleh gaya hidup yang kurang sehat, seperti kebiasaan makan yang tidak terkontrol dan minimnya aktivitas fisik. Anak muda sering kali menganggap bahwa penyakit serius seperti diabetes hanya dialami oleh orang tua, padahal sebenarnya mereka juga berisiko tinggi jika kebiasaan buruk ini terus dibiarkan.
 Salah satu penyebab utama tingginya konsumsi gula di kalangan anak muda adalah ketersediaan makanan dan minuman manis yang sangat mudah dijangkau. Mulai dari kopi gula, minuman soda, hingga camilan manis yang dijual bebas di berbagai tempat. Tak jarang, konsumsi gula ini terjadi berlebihan tanpa disadari karena banyak produk yang mengandung gula tersembunyi, seperti jus buah kemasan atau makanan olahan yang tidak terlihat jelas komposisinya. Anak muda juga cenderung memilih makanan yang praktis, cepat, dan murah, yang sering kali mengandung tingkat gula yang tinggi. Hal ini menyebabkan kalori yang masuk ke tubuh berlebihan, namun tidak disertai dengan asupan gizi yang seimbang.
 Kebiasaan ini berlanjut tanpa disertai dengan aktivitas fisik yang cukup. Anak muda lebih banyak menghabiskan waktu dengan gadget, bermain video game, atau berselancar di dunia maya, daripada berolahraga atau melakukan aktivitas fisik lainnya. Padahal, olahraga berperan penting dalam menjaga kestabilan kadar gula darah. Tanpa olahraga yang cukup, tubuh akan kesulitan dalam mengatur kadar gula darah, yang pada akhirnya dapat meningkatkan risiko diabetes tipe 2.
 Tingginya konsumsi gula tidak hanya berdampak pada peningkatan risiko diabetes, tetapi juga pada masalah kesehatan lainnya. Penumpukan lemak tubuh, terutama di sekitar perut, adalah efek samping dari pola makan yang tidak sehat. Lemak perut yang berlebihan dapat menyebabkan resistensi insulin, yang merupakan salah satu faktor utama penyebab diabetes. Selain itu, obesitas yang sering kali muncul akibat kebiasaan makan berlebihan dapat memperburuk kondisi kesehatan secara keseluruhan, mempercepat proses penuaan, dan meningkatkan risiko penyakit jantung.
 Penting bagi generasi muda untuk mulai menyadari dampak buruk dari kebiasaan makan yang tidak sehat. Menjaga pola makan seimbang, mengurangi konsumsi gula, serta rutin berolahraga adalah langkah awal yang harus diambil. Kampanye mengenai bahaya konsumsi gula berlebihan dan dampaknya terhadap kesehatan harus digencarkan agar anak muda tidak terjebak dalam gaya hidup yang salah. Pemerintah, lembaga kesehatan, dan masyarakat perlu bekerja sama untuk memberikan informasi yang tepat dan menyadarkan anak muda mengenai pentingnya pola hidup sehat.
 Kesimpulannya, saat ini banyak ditemukan generasi muda yang terjebak pada konsumsi gula yang berlebihan, yang pada akhirnya meningkatkan risiko diabetes dan gangguan kesehatan lainnya. Pola hidup yang sehat harus menjadi prioritas utama, dengan mengurangi konsumsi gula, meningkatkan aktivitas fisik, dan menjaga keseimbangan gizi dalam makanan. Pendidikan mengenai pola hidup sehat harus dimulai sejak dini agar generasi mendatang dapat terhindar dari penyakit yang bisa dicegah ini.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI