Mohon tunggu...
Bang Jutex
Bang Jutex Mohon Tunggu... Wiraswasta -

Seorang yang berusaha bertahan ditengah kerasnya kehidupan, tanpa mengenal kata 'lelah' apalagi 'takut' atau 'gentar', dan berusaha memberikan kebahagiaan kepada siapapun yang saya cintai

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Jangan Terlalu Cepat Menanamkan Kepada Anak Remaja Anda untuk Dipanggil "Om/Tante" Di Lingkungan Sekitar Mereka

20 Juni 2017   12:59 Diperbarui: 20 Juni 2017   23:27 1245
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Berapa usia anak anda saat ini? 16 tahun? 17 tahun? atau mungkin 18 tahun?

Anda merasa anak anda sudah 'dewasa'?

Anda menanamkan kedisiplinan dan kemandirian kepada anak anda?

Anda menanamkan kepada anak remaja anda agar dipanggil 'Om/Tante' oleh sebagian orang di lingkungan sekitar anda?

Salah besar! Anda justru membuat anak anda 'down'!

Memang sebagai orangtua yang mempunyai anak dalam usia akil balig (peralihan dari remaja menuju dewasa) pastinya anda akan mengarahkan anak remaja anda untuk menjadi lebih 'dewasa'. Baik dari segi tingkah laku, pola pikir, kemandirian, itu adalah hal yang baik. Atau mungkin anda mengarahkan anak remaja anda agar semakin 'dewasa' dalam.... panggilannya?... Saya pun tidak tahu apakah ada orangtua yang mengajarkan kepada anak remaja mereka untuk mempunyai sebutan/panggilan yang terlalu 'dewasa'.


 Misalnya ada orangtua yang merasa anaknya sudah remaja kalau sedang berinteraksi dengan anak yang usianya lebih kecil dari mereka si ortu berusaha dengan tegas dan sigap memastikan bahwa anak mereka diharuskan membahasakan diri mereka sebagai 'om/tante' atau mungkin di zaman sekarang ada istilahnya 'uncle/aunty (onty)' kepada anak itu. Sementara kemungkinan besar anak anda masih merasa lebih nyaman disebut sebagai 'kak/mas/abang' atau mungkin 'koko/cici' dan apapun yang artinya adalah 'kakak'.

Contohnya ketika anda kedatangan teman, atau mungkin tetangga yang kebetulan mempunyai anak yang masih lebih kecil daripada usia anak anda, anda mengajak anak mereka untuk bermain dengan anak anda dengan cara mengatakan "Sana main sama 'om/tante' (nama anak anda)". Atau mungkin anda menyuruh anak itu bersalaman dengan anak anda "Tuh, kasih salam sama 'om/tante' (nama anak anda)" 

Menurut saya, jika hal itu benar-benar ada, anak anda akan membalas dengan mengatakan "Ah mama/papa... aku koq tua bener ya? aku kan masih kelas 1/2/3 SMA... kok mama/papa bilang kalo aku 'om/tante' sih?..." atau mungkin mereka juga bisa mengatakan "Yang bener aja mah/pah... emang aku pernah nikah sama om/tante-nya dia... kalo dia punya 'om/tante' yang cantik/ganteng aku mau jadi om/tante nya dia..." dan salah besar jika anda menjawab "Ahh... masa bodoh... kalo sama anak kecil ya kamu harus dipanggil om/tante... beda usia kamu sama dia itu jauh banget..." 

Artinya anda terlalu 'jujur' atau 'polos' pada anak anda. Atau mungkin anda gengsi dalam menyenangkan anak anda. Bahkan menurut saya pribadi, ini adalah tanda bahwa anda terlalu berlebihan dalam 'mendewasakan' anak remaja anda. Dan hal itu akan sangat berpengaruh pada psikologis mereka. Jadi, diharapkan anda sebagai orang tua untuk jangan keukeuh dengan pendapat anda

Tapi kalaupun ada, maka sebaiknya tidak perlu dilakukan. Dan tidak ada salahnya sebagai orangtua anda mencoba menyenangkan hati anak remaja anda. Atau mungkin membangkitkan semangat muda mereka. Tapi kalau anda memang segan untuk menyenangkan hati mereka, maka sebaiknya anda diam. Because Silence Is Golden

Hal ini sangat berbeda sekali jika di lingkungan keluarga, anda memiliki saudara yang berstatus sebagai keponakan anda dan anak mereka berstatus sebagai 'cucu' anda. Maka tidak apa-apalah jika anda mengajarkan kepada 'cucu' anda agar memanggil 'om/tante' kepada anak anda karena hal itu sudah alamiah. Karena berapapun usia 'cucu' anda pasti mereka akan memanggil anak anda dengan sebutan 'om/tante' walaupun mungkin usia mereka lebih tua daripada anak anda.

 Saya pun juga memiliki seorang anggota keluarga yang statusnya masih 'keponakan jauh', usianya dua tahun lebih tua daripada saya dan dia memanggil saya dengan sebutan 'om'. Itu adalah hal yang wajar karena peraturan dalam keluarga saya, meski terkadang saya sering kelepasan menyebutnya dengan 'mbak' karena usianya yang lebih tua daripada saya. Karena dalam keluarga sebutan 'Om' mengacu kepada seorang saudara lelaki ayah/ibu dan 'Tante' mengacu kepada seorang saudara perempuan ayah/ibu. 

Jauh berbeda jika mereka dipanggil 'Om/Tante' di luar keluarga. Karena itu memiliki konotasi sebagai orang yang sudah memasuki usia setengah abad. Sementara anak anda belum masuk di usia itu. Masih berada dalam usia belasan tahun.

Jujur, jika suatu saat saya menjadi seorang ayah, dan suatu saat anak saya sudah mencapai usia peralihan, saya sebagai orangtua justru tidak sreg jika anak saya nantinya dipanggil 'om/tante' di lingkungan mereka, sekalipun yang memanggil itu adalah anak kecil. Terkecuali keponakan mereka.

Mudah-mudahan artikel ini bermanfaat bagi anda yang sedang mengarahkan anak remaja anda. Jika memang prinsip anda dalam 'mendewasakan' anak adalah dengan cara demikian, saya tidak memaksa untuk merubah dan mengikuti cara saya. Tapi yang jelas, jika anda menjadi orang tua maka tak ada salahnya jika anda menyenangkan hati anak anda.

Semoga sukses dalam membina putra/putri anda, dan anda pun menjadi panutan bagi mereka...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun