Mohon tunggu...
Aryanto Husain
Aryanto Husain Mohon Tunggu... Freelancer - photo of mine

Saya seorang penulis lepas yang senang menulis apa saja. Tulisan saya dari sudut pandang sistim dan ekonomi perilaku. Ini memungkinkan saya melihat hal secara komprehensif dan irasional.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Birokrasi di Dunia Metaverse, Mungkinkah?

26 Desember 2021   20:51 Diperbarui: 29 Desember 2021   03:16 1910
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pelayanan publik di instansi pemerintahan (Foto: KOMPAS.com/AMRAN AMIR)

Metaverse Seoul, namanya dan bernilai 3,9 miliar won. Mimpi ini adalah bagian kebijakan Visi Seoul 2030 dengan tagline "Soul, Kota Emosional Masa Depan".

Untuk saat ini, kenikmatan berselancar apalagi untuk bekerja di dunia metaverse sedikit tidak nyaman. Pengguna masih menggunakan headset dan atau kacamata virtual reality untuk bisa masuk kedalam dunia itu.

Salah satu kekhawatirannya adalah adanya pihak ketiga yang bisa memberikan layanan berbayar, di mana user bisa melihat data dari user lain di dunia metaverse. Contohnya, ada tulisan di kepala peserta virtual yang menyediakan informasi soal mereka dari data yang ada.

Risiko keamanan data pribadi juga belum dapat dijamin. Berbagai data pribadi atau data terkait layanan sangat mungkin bisa mudah dimanipulasi dan digunakan untuk tujuan buruk.  

Pengunjung virtual, misalnya, bisa saling melabeli diri sendiri dengan predikat buruk. Tanpa pengaturan yang ketat desain baru bermain dan bekerja di dunia maya ini bisa memicu hal-hal buruk yang tidak diinginkan.

Tapi ini hanya masalah waktu, dunia pemerintahan tidak lama lagi akan larut dalam dunia metaverse. Hal ini terjadi seiring perbaikan ekosistim kebijakan mulai dari regulasi untuk mencegah pelanggaran data pribadi hingga aturan untuk mengantisipasi dampak buruk yang ditrimbulkannya.

Jika sebelumnya ASN dikejutkan dengan Robot AI yang siap mengambil alih beberapa pekerjaan ASN, maka sebentar lagi "pengambilalihan" itu akan terjadi di dunia virtual. 

Ini adalah keniscayaan Pemerintah Digital (e-government) di era New Public Services (NPS) sebagai pengganti paradigm dan model birokrasi pemerintahan tradisional dan formalistic ala Weber.

So, apakah realitas semu, virtual reality akan juga melanda dunia birokrasi kita dan dimanfaatkan untuk meningkatkan pelayanan public, ataukah hanya sekedar alat pemuas dahaga ego manusia untuk bebas berbuat apa saja?

Apapun itu yang terpenting adalah kesiapan ASN menghadapi perubahan yang kian cepat. Keluar dari jebakan zona nyaman dan tegar menghadapi tantangan di zona kekhawatiran serta terus belajar meningkatkan kompetensi dalam ruang pembelajaran sebelum akhirnya menjadi produktif di zona pertumbuhan.

Cepat atau lambat, dunia birokrasi akan ikut dilanda kemajuan teknologi terkini virtual reality, metaverse. Pastikan anda siap masuk kedunia itu dan memanfaatkannya untuk pelayanan public.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun