Mohon tunggu...
Aryanto Husain
Aryanto Husain Mohon Tunggu... Freelancer - photo of mine

Saya seorang penulis lepas yang senang menulis apa saja. Tulisan saya dari sudut pandang sistim dan ekonomi perilaku. Ini memungkinkan saya melihat hal secara komprehensif dan irasional.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Covid-19 dan Krisis Ilmu Pengetahuan

14 April 2020   15:05 Diperbarui: 14 April 2020   15:33 279
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Dan kita sudah melampaui empat kali dari yang seharusnya dalam hal menipisnya alih fungsi lahan, pelepasan nitrogen dan fospor, perubahan iklim dan hilangnya keanekaragaman hayati. Semua itu terjadi bersamaan dengan berkembangnya ilmu pengetahuan. What a paradox!

Mahatma Gandhi pernah memberikan pandangan filosofisnya tentang ini. Bumi ini cukup untuk tujuh generasi, namun tidak akan pernah cukup untuk tujuh orang serakah. Ilmu pengetahuan seharusnya bisa mengantar manusia merubah cara pandang tentang mengeksploitasi bumi. Setidaknya tidak menjadikan manusia semakin serakah demi mengejar pertumbuhan dan kesejahteraan.

Persoalanpun makin kompleks dan saling bertautan saat solusi ilmu pengetahuan berjalan parsial. Kemiskinan adalah buah tidak produktifnya SDM. Ini disebabkan skill dan knowledge yang dimiliki tidak memadai. 

Keduanya disebabkan karena sarana pendidikan dan pelatihan tidak cukup optimal menyediakan wahana pengembangan SDM berkualitas. Ilustrasi kompleksitas ini mengambarkan persoalan sistemik yang tidak bisa lagi dijawab dengan solusi hasil dari pemikiran monodisiplin ilmu. Segregasi ilmu pengetahuan terlihat misalnya pada kotak-kota yang memisah-misahkan basic sciences and engineering / technology dengan humanity and social sciences.

AIPI mengingatkan pemecahan masalah kompleks yang dihadapi masyarakat tidak cukup mengandalkan pendekatan monodisiplin yang sangat terspesialisasi. 

Permasalahan ini butuh pendekatan multidisiplin, antardisiplin, dan transdisiplin pada pusat-pusat penelitian dan kajian, baik di universitas maupun di masyarakat. Keterpisahan secara tradisional terpisah (segregated) harus dijembatani. 

AIPI mengusulkan pendekatan STS (Science, Technology and Society) atau Science and Technology Studies. Dengan pendekatan ini para antropolog, filsuf, sejarawan, literature, sosiolog, serta practicing scientists and technologist dipertemukan. Mereka dibekali kemampuan memecahkan masalah-masalah dengan tingkat kompleksitas tinggi di dunia nyata.

Apakah itu yang sedang terjadi saat kita menghadapi Pandemi Covid-19? Mari kita lihat seberapa cepat ilmu pengetahuan menemukan solusinya.

Seperti kata Ian Winchester pada 1993. "Science is dead. We have killed it, you and I"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun