Mohon tunggu...
Aryanta Nugraha
Aryanta Nugraha Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Hobi Olah raga

Selanjutnya

Tutup

Politik

Dinamika Peran World Economic Forum (WEF) dalam Pembentukan Agenda Economy Global

8 Desember 2023   11:59 Diperbarui: 8 Desember 2023   12:33 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Ketika krisis keuangan dunia terjadi pada tahun 2008, pertemuan Forum Ekonomi Dunia Januari 2009 menampilkan lebih banyak politisi dunia. Misalnya, Presiden Obama menyerukan pembentukan undang-undang untuk menangani the "too big to fail" banks, dan para pemimpin Eropa menanggapi kemarahan populasi domestik mereka karena harus membayar dana talangan besar-besaran lembaga keuangan selama krisis keuangan. Krisis keuangan ini menghadapkan para eksponen WEF (para top bankir) pada situasi dimana para politisi, regulator dan bank-bank sentral negara-negara maju menginginkan peraturan dan pembatasan yang lebih ketat dalam aktivitas bisnis keuangan dari para politisi yang harus merespons kemarahan publik terkait dengan aktivitas para petinggi bisnis keuangan yang terus menikmati bonus yang tinggi, meski perusahaan keuangan mereka meminta dana talangan dari pemerintah.

Relevansi WEF
Akhir-akhir ini muncul pendapat yang berseberangan mengenai relevansi peran WEF di tengah perseteruan ekonomi diantara negara maju (misalnya antara AS-Cina) dan antara negara maju dengan negara berkembang. Hal ini terutama ditandai dengan naiknya Donald Trump pada tahun 2016 dan keberhasilan referendum Brexit di Inggris. Peristiwa-peristiwa ini menyimbolkan pukulan bagi visi WEF mewujudkan dunia tanpa batas bagi ekonomi pasar telah dikalahkan oleh logika politik menyangkut geopolitik dan kepentingan ekonomi yang nasionalistik dan proteksionis.

Pendapat bahwa WEF menurun relevansinya didukung oleh beberapa fakta, misalnya jumlah peserta pada pertemuan tahunan WEF di Davos telah menurun dalam beberapa tahun terakhir. Pada 2015, ada lebih dari 2.500 peserta di pertemuan Davos sementara pada tahun 2023 hanya ada sekitar 1.500 peserta. Hal yang cukup menohok adalah ketidakhadiran Donald Trump dan PM Inggris Theresa May pada pertemuan WEF tahun 2019.
Pendapat mengenai menurunnya pengaruh WEF juga didukung oleh fakta semakin meningkatnya perseteruan geopolitik akhir-akhir ini misalnya antara Rusia dan Barat, Cina dan Barat, Cina dan tetangganya dan sebagainya.
Alhasil, alih-alih panel di WEF membahas perjanjian perdagangan bebas dan agenda ekonomi dunia lainya, banyak sesi WEF didominasi isu tentang perang ekonomi. Para pemimpin politik dan bisnis bergulat dengan fakta bahwa saat ini cadangan bank sentral dapat disita, bank-bank komersial dapat dengan cepat terputus dari sistem pembayaran internasional SWIFT (Society for Worldwide Interbank Financial Telecommunications) dan aset swasta berpotensi disita untuk membayar biaya rekonstruksi suatu negara (Leonard, 2022).

Namun, ada juga bukti yang menunjukkan bahwa peran WEF tidak menurun, bahkan telah meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Misalnya, WEF telah memperluas jangkauannya ke bidang-bidang baru, seperti perubahan iklim dan teknologi. WEF juga menjadi lebih terlibat dalam implementasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs).
WEF juga telah memperkuat kemitraannya dengan pemerintah, bisnis, dan organisasi masyarakat sipil. Kemitraan ini telah membantu WEF untuk mengembangkan dan menerapkan inisiatif baru untuk mengatasi tantangan global (Michaelson, 2019).

Referensi

Leonard, Mark, 'The Decline and Fall of Davos Man,' The Strategis, 31 May, 2022, https://www.aspistrategist.org.au/the-decline-and-fall-of-davos-man/, diakses 25 November 2023.
Marshall, Andrew, 'World Economic Forum: A History and Analysis,' Transnational Institute, 20 januari 2015, https://www.tni.org/en/article/world-economic-forum-a-history-and-analysis, diakses 25 November 2023.
Michaelson, Christoper, 'Why the Davos Elites are still Relevant,' The Conversation, 19 Januari 2019, https://theconversation.com/why-the-davos-elites-are-still-relevant-110411, diakses 25 November 2023.
Wiyatmoko, B. Aswin, 'Strategi Perlawanan World Social Forum terhadap Globalisasi Neoliberal (2001-2008), Jurnal Global dan Strategis, th. 5, No. 1, 2011, pp. 59-74.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun