Mohon tunggu...
Aryandi Yogaswara
Aryandi Yogaswara Mohon Tunggu... -

Penulis, Penyair, Penjual Buku dan Madu Liar Asli. Tinggal di Ciputat, Tangerang Selatan, Banten.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Socrates dan John Locke

29 Maret 2017   17:35 Diperbarui: 30 Maret 2017   02:00 459
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Dia setuju."

“Kalau begitu mari kita lihat apa yang tersisa,” Aku katakan. “Karena setiap dari kita berkehendak untuk bahagia, dan karena kita memiliki bukti dan pengalaman pada apapun yang telah kita gunakan dalam hidup kita,—untuk kebaikan kita—atas apapun itu, dan karena pengetahuan akan kebaikanlah yang menghasilkan hal-hal menjadi baik dan memberikan kita keberuntungan, setiap orang harus, semasuk akal mungkin, menyiapkan dirinya dengan segala kemungkinan untuk: menjadi bijaksana sebisa mungkin. Betul?”

”Betul,” dia berkata.

(281e2-282a7)

JOHN LOCKE (1632-1704)

John Locke seorang filsuf besar dari Inggris, yang dalam tulisan politiknya membuka dan menciptakan jalan bagi revolusi Prancis dan Amerika.

Dialah yang mengukir frasa "pursuit of happiness (mengejar kebahagiaan),‟ dalam bukunya An Essay Concerning Human Understanding. Thomas Jefferson kemudian mengambil frasa “pursuit of happiness” dari Locke and kemudian menggunakan dalam pernyataannya yang sangat terkenal sebagai hak asasi umat manusia untuk “hidup, merdeka, dan mengejar kebahagiaan” dalam Declaration of Independence (Deklarasi Kemerdekaan bangsa Amerika).


Apa yang banyak orang tidak ketahui, adalah, konsep Locke tentang kebahagiaan sangat dipengaruhi oleh para filsuf Yunani, terutama Aristotle dan Epicurus. Jauh dari mengganti makna “kebahagiaan” dengan “kenikmatan,” “kepemilikan,” atau “kepuasan hasrat” pribadi, Locke membedakan antara “kebahagiaan khayalan” dan “kebahagiaan hakiki” yang bermakna sebagai kebahagiaan bersama.

Karenanya, dalam bagian dimana dia menyatakan frasa “mengejar kebahagiaan,” Locke menulis: “Kebutuhan untuk mengejar kebahagiaan [adalah] fondasi dari kemerdekaan. Oleh karenanya kesempurnaan tertinggi dari kecerdasan alamiahnya terletak pada kesungguhan dan konsistensi dari mengejar kebahagiaan yang solid dan hakiki; jadi kepedulian kepada diri kita sendiri, yang kita tidak keliru dalam berimajinasi tentang kebahagiaan yang hakiki, adalah fondasi kebutuhan dari kemerdekaan kita.

Semakin kuat kita terikat kepada usahausaha mengejar kebahagiaan bersama, yaitu kemerdekaan, yang adalah milik kita terbesar, yang karenanya, kesitu hasrat kita selalu mengikuti, maka semakin kita bebas dari segala 12 bentuk determinasi keharusan atas kehendak kita pada segala bentuk tindakan…” (1894, p. 348)

Pada bagian ini, Locke mengindikasikan bahwa mengejar kebahagiaan bersama adalah fondasi dari kemerdekaan karena sifatnya yang membebaskan diri dari keterikatan pada hasrat dalam bentuk apapun yang kita miliki secara pribadi, manusia mesti sampai pada suatu momen tertentu yaitu mencapai kesadaran akan kebahagiaan yang mengindikasikan dan berhubungan dengan kualitas kehidupan manusia secara bersama dan menyeluruh.

Bila kita kembali pada Locke, maka, kita akan melihat bahwa “pursuit of happiness (mengejar kebahagiaan)” yang disebarluaskan olehnya dan Jefferson bukanlah mengejar kenikmatan, kepemilikan, atau segala bentuk kepentingan pribadi (walaupun kebahagiaan meliputi semua hal tersebut).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun