Mohon tunggu...
Muhammad Arya Mahastra
Muhammad Arya Mahastra Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Universitas Islam Negri Sunan Ampel Surabaya

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Covid-19 dan Media

14 Mei 2020   00:25 Diperbarui: 14 Mei 2020   00:47 319
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Saya mengambil judul diatas bukan tanpa alasan, ini didasari fakta bahwa penyebaran berita tentang COVID-19 baik yang positif atau yang negatif menyebar lebih cepat daripada penyebaran COVID-19. Media yang saya maksud disini adalah media massa dan media sosial. Dalam beberapa bulan ini kita semua sedang dianda suatu masalah, bahkan bukan hanya kita, hampir di seluruh dunia sedang menhadapi masalah yang sama yakni COVID-19. Apa itu COVID-19? COVID-19 adalah penyakit menular yang disebabkan oleh SARS-COV-2 salah satu jenis korona virus.

Salah satu gejala penyakit ini adalah pernafasan akut dan juga persebaranya sangatlah berbeda dari keluarga korona virus sebelumnya, melalui percikan batuk/bersin  bahkan kontak fisisk dapat menjadi indikasi terjangkit virus ini. Dan untuk mengetahui terjangkitnya atau tidak dibutuhkan waktu dari 1-14 hari setelah melakukan rapid test. virus ini berasal dari china yang menyebar ke nagara-negara lainya termasuk indonesia.

Di sini saya akan mengulas sedikit antara COVID-19 dan juga media massa dan media sosial, kita semua dapat mengantisipasi terjangkitnya virus corona melalui protokol kesehatan yang telah dianjurkan oleh pemerintah. Namun media sosial maupun media massa berakselerasi lebih cepat membuat informasi ketimbang penyebaran COVID-19 itu sendiri, sehingga kita bisa membendung informasi yang muncul di media dan dampak buruknya akan muncul berita atau informasi yang belum pasti atau tidak valid bahkan informasi hoax juga ikut menyebar.

Di sisi ini kita bisa melihat bahwa teknologi dan informasi bisa dibilang lebih berbahaya dibandingkan COVID-19, bahkan para ilmuan di East Anglia University  di Inggris mengatakan setiap upaya yang berhasil menghentikan untuk membagikan berita palsu dapat membantu menyelamatkan nyawa orang lain, maksudnya berita hoax dan menyesatkan terkait virus corona ini dapat menyebabkan kegaduhan dalam suatu pikiran yang berimbas pada kesehatan dan sistem imunitas seseorang yang menurun dan mudah terserang penyakit.

Pada situasi saat ini banyak media yang berlomba-lomba memberitakan berita kematian dan update jumlah angka penyebaran virus corona setiap harinya, hanya beberapa media yang membuat informasi yang aktual sekaligus mengedukasi masyarakat tentang cara mengantisipasi terjangkitnya penyebaran  virus corona ini.

Seharusnya media wajib mengcounter berita-berita hoax yang telah menyebar di masyarakat, hal ini bertujuan agar informasi seputar virus corona ini tidak tercemari dengan hoax yang diproduksi oleh masyarakat atau bahkan oleh media itu sendiri. Dan masyarakat harus  lebih selektif dalam memilih pemberitaan di media agar tidak terkmakan berita hoax tentang virus corona.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun