Agustus berlalu sambut September
Ramai khalayak debat diskusi dalam sidang
Terselip pandang dari balik mimbar
Senyum merekah secangkir kopi, temu pandang
Bening cangkirmu terlekuk indah di jemari
Nikmat aroma bius bawah sadar diri
Tatapan teduhmu redam riak hati
Penuh semangat, penuh gairah hati
Tersebutlah Kedai Kelinci dalam almanak angka keramat
Kopi bertahta anggun dalam singgasana cangkir
Jiwa menimbang, hati menetapkan, raga pun bertindak
Keberanikan curi secangkir kopi itu, bersama jiwa raganya
Hari Kartini menyambut teguhkan hati bulatkan tekad
Tepuk rebana, kumandang shalawat iringi tapak jejak
Lafadzkan akad ikrarkan janji setiaku bagimu
Ku telah tunai halalkan secangkir kopiku
Secangkir kopi yang telah kucuri
Jadilah engkau permaisuri di cangkirku
Jadilah engkau penikmat lidahku
Setiap adukan secangkir kopiku bawa nikmat hidup
Seruput kopi pagi, siang, malam penuh warna
Syukur Ilahi Rabbi atas segala nikmat-Nya
Keras badai hidup tersirnakan pekat kopi
Manis samudera kopi susu tunai kuselami
Semoga  setia selalu jadi ratu cangkirku hingga ujung hayat
Terima kasih telah jadi pendamping hidupku.
Palopo, 1 Juli 2018
Aryadi Nurfalaq