"Aduh sayang sekali pak. Masih ada satu seat lagi lho,"
"Ya mau diapain lagi. Mungkin Allah yang punya mau,"
Maka malam itu juga saya serahkan beberapa uang muka dan keesokan harinya saya serahkan dokumen dengan lengkap lalu membayarnya lunas.
Di Bir Ali tempat mengambil Miqat beberapa hari kemudian saya bersujud, diterpa angin gurun yang bertiup membawa kelembaban yang amat rendah. Saya memejamkan mata dan mengingat dua sosok jamaah tua Umroh yang tersenyum ketika melintas didepan mobil yang telah memberinya jalan untuk keseberang di sore itu. Seolah memberikan doa dan ajakan pada saya
"Ayo Nak, sujudlah bersama kami ditanah suci!"
Dan Allah pun menuntaskan impian saya menjalankan Puasa di kota Rasul Muhammad SAW.