Mohon tunggu...
Aryadi Noersaid
Aryadi Noersaid Mohon Tunggu... Konsultan - entrepreneur and writer

Lelaki yang bercita-cita menginspirasi dunia dengan tulisan sederhana.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

(Catatan Tepi) Matematika Langit

2 Mei 2018   13:40 Diperbarui: 2 Mei 2018   13:52 618
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

"Bang, saya gak bisa bayar semua!" tutur ibu khawatir. Si pedagang cuma tersenyum.

"Makan saja bu!".

Waktu menunjukkan pukul satu, jam istirahat usai. sementara ibu dan dua anaknya tersenyum dalam bibir yang mengembang, lapar siang itu mereka lalui dengan ucapan terima kasih tak terhingga.Para karyawan menyelesaikan makan siang mereka.

Hari itu pedagang bebek hijau kehilangan keuntungan tiga porsi dagangannya? ternyata tidak.

Satu demi satu para pegawai membayar makanan yang dimakannya.

"Bang, saya makan satu porsi,ini saya bayar dua porsi ya!"

"Bang ini lima puluh ribu, gak usah kembali!"

"Bang, kita makan dua porsi, saya bayar tiga porsi!"

"Bang ini utang saya yang kemaren, lebihnya ambil saja!"

Perhitungan tunai seketika, ketika bertanya buat apa kelebihan bayar itu semua. Para penderma seolah kompak menjawab.

"Buat tiga porsi yang abang relakan untuk orang-orang yang lapar!"

Langit menjawab:

Robbi inni lima anzalta Ilayyaa min khoiriin faqiir.

-AN-

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun