Mohon tunggu...
ARYA BYMA PERDANA MANIKA
ARYA BYMA PERDANA MANIKA Mohon Tunggu... UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

Saya biasa dikenal batozaro karena memang maunya saya aja. Hobi saya akhir-akhir ini bengong aja seperti film oppenheimer, mungkin akan menjadi duplikat karena saya mulai menyukai fisika quantum. Kepala saya sering pusing karena melihat berita dari pemerintah, plis lah pak wowo selamatkan negeri ini karena suara saya sudah memilih anda. Keluh kesah saya selalu saya serahkan untuk sujud ke Allah dan setelah itu siap memutarkan lagu perunggu 33 dan Hindia Untuk apa/untuk apa. Sekian

Selanjutnya

Tutup

Politik

Alasan Kenapa Korupsi di Indonesia Tidak Ada Habisnya: Awal Mula Korupsi di Indonesia Secara Historis

12 Mei 2025   09:48 Diperbarui: 12 Mei 2025   09:48 179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Kembali kepada waktu zaman kerajaan, sebenarnya Indonesia bagian Jawa sudah melakukan malpraktek seperti memberi upeti kalau ada maksud tertentu, dan menjadi kebiasaan tiap generasi menjadi hal lumrah jika ingin segera ditindak ya kita harus membawa sesuatu/upeti.

Pada kasus memberi upeti zaman sekarang sebenarnya ada modifikasi tertentu yang menjadikan korupsi di Indonesia menjadi hal yang biasa saja, sampai ada yang mengatakan " kalau korupsi di Indonesia sebenarnya terhitung membantu pembangunan Indonesia agar para pekerja sipil atau pemegang kekuasaan pemerintah menjadi lebih semangat karena ada uang tambahan dari pihak-pihak tertentu atau biasa disebut dengan "oknum" yang memberikan uang agar kepentingannya cepat di selesaikan".

Paradoks diatas memang ada yang bisa menerima dan ada yang tidak juga, benar diterima karena alasan untuk menjadi semangat dalam kerja akan tetapi salah dalam cara sistemnya karena termasuk merugikan banyak pihak. Harusnya hal-hal yang merugikan seperti korupsi itu patut di hukum mati seperti negeri China, Korea Utara, dan lainnya, kalaupun tidak dihukum setidaknya mengundurkan diri dan aset-asetnya disita menjadi hak rakyat. Karena semua yang dikorupsi oleh pemerintah atau pejabat-pejabat itu hampir keseluruhan dari pajak rakyat tiap tahun dan setidaknya semua aset koruptor ini dapat dialokasikan menjadi fasilitas umum agar masyarakat dapat menikmati secara langsung karena masyarakat Indonesia lebih mementingkan dampak secara langsung dan terasa ketimbang iming-iming janji manis.

Pola pemikiran masyarakat Indonesia untuk saat ini terlalu biasa di jajah dan menjadikan pembentukan karakter dari generasi ke generasi menjadi sangat krisis identitas atau malah melupakan identitas Indonesia itu seperti apa. Tugas kita sekarang adalah merubah pola yang terlalu banyak di maklumi di kalangan masyarakat dan otak kita harus selalu digunakan berpikir untuk solusi bukan malah berfokus kepada masalah karena jika fokus ke masalah tidak akan ada ujungnya hanya memperlihatkan pribadi kita makin terlihat buruk.

Untuk pemerintah pun seharusnya sudah mulai sadar terhadap gaji masyarakat Indonesia yang terbilang sangat tidak seimbang dengan kebutuhan pokok. Dan nyatanya berdampak signifikan dari ketidakseimbangan inilah yang menjadikan peluang korupsi mau itu di ranah pemerintah atau masyarakat. Akan selalu ada dan korupsi ini akan selalu menjadi candu untuk para pelaku yang merasa terjebak dikesenangan duniawi.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun