Mohon tunggu...
farhann
farhann Mohon Tunggu... mahasiswa

hobi foto/vidio cinematic

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Teori Asimilasi Menurut Jean Piaget

24 September 2025   11:50 Diperbarui: 24 September 2025   11:59 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Halo! Saya asumsikan pertanyaan Anda merujuk pada konsep asimilasi (assimilation) dalam teori perkembangan kognitif Jean Piaget, dengan permintaan penjelasan yang "berbeda" atau alternatif. Jean Piaget (1896–1980) adalah psikolog Swiss yang mengembangkan teori tentang bagaimana anak-anak membangun pengetahuan melalui interaksi dengan lingkungan. Saya akan jelaskan dulu versi standar, lalu berikan penjelasan yang berbeda (misalnya, dari perspektif modern atau aplikasi praktis yang lebih luas). Jika ini bukan yang dimaksud, tolong klarifikasi ya!

1. Penjelasan Standar Menurut Piaget

Dalam teori Piaget, asimilasi adalah salah satu proses utama dalam perkembangan kognitif anak. Ini terjadi ketika seseorang (terutama anak) mengintegrasikan informasi atau pengalaman baru ke dalam struktur pengetahuan yang sudah ada (disebut skema atau schema). Skema adalah kerangka mental yang membantu kita memahami dunia, seperti "semua hewan berbulu adalah anjing".

Prosesnya: Anak tidak mengubah skema lamanya; sebaliknya, ia "memaksa" pengalaman baru agar sesuai dengan skema yang ada. Ini seperti mencoba memasukkan potongan puzzle baru ke bentuk lama tanpa mengubah bentuknya.
Contoh Klasik: Bayangkan bayi yang sudah tahu cara mengisap botol susu (skema "isap untuk makan"). Saat diberi dot baru, ia langsung mengisapnya dengan cara yang sama (asimilasi). Atau, anak yang mengenal burung sebagai "burung" mungkin menyebut pesawat terbang sebagai "burung besi" karena mengasimilasi bentuknya ke skema burung.
Hubungan dengan Akomodasi: Asimilasi bekerja berpasangan dengan akomodasi (mengubah skema lama untuk menyesuaikan pengalaman baru). Keseimbangan keduanya menghasilkan eクilibrasi (keseimbangan kognitif), yang mendorong tahap perkembangan Piaget (sensorimotor, preoperational, concrete operational, formal operational).
Tujuan: Asimilasi membantu anak mengeksplorasi dunia secara aktif, tapi jika berlebihan, bisa menyebabkan pemahaman yang salah (misalnya, generalisasi berlebih).
Piaget melihat ini sebagai proses biologis, mirip adaptasi evolusi Darwin, di mana anak beradaptasi dengan lingkungan melalui asimilasi dan akomodasi.

2. Penjelasan yang Berbeda: Perspektif Modern dan Aplikasi Praktis

Jika Anda ingin penjelasan yang "berbeda", mari kita lihat dari sudut pandang kontemporer atau aplikasi di luar teori Piaget murni. Teori Piaget telah dikritik dan dimodifikasi oleh psikolog modern (seperti Lev Vygotsky atau ahli neurosains), yang menekankan faktor sosial, budaya, dan otak Berikut variasi penjelasannya:

Perspektif Neurosains (Berbasis Otak): Asimilasi bukan hanya proses mental abstrak, tapi melibatkan plastisitas otak (neuroplasticity). Saat anak mengasimilasi, neuron-neuron di korteks prefrontal (bagian otak untuk pemrosesan informasi) "menyambungkan" pengalaman baru ke jaringan saraf yang ada. Ini seperti "update software" di otak tanpa mengubah hardware dasar. Contoh berbeda: Saat remaja belajar coding, ia mungkin mengasimilasi konsep "loop" dari pengalaman matematika sebelumnya (seperti pola berulang), tapi jika terlalu kaku, ia kesulitan dengan bahasa pemrograman baru. Penelitian MRI menunjukkan bahwa asimilasi mengurangi "beban kognitif" karena otak menggunakan jalur saraf lama yang efisien.

Perspektif Sosial-Budaya (Pengaruh Vygotsky): Piaget fokus pada individu, tapi Vygotsky (psikolog Rusia) menambahkan bahwa asimilasi dipengaruhi oleh interaksi sosial. Asimilasi bukan hanya internal, tapi dibantu oleh orang dewasa atau teman (Zone of Proximal Development). Contoh berbeda: Anak di masyarakat kolektif (seperti di Indonesia) mungkin mengasimilasi "cara berbagi makanan" dari tradisi keluarga, tapi dengan bantuan orang tua yang menjelaskan aturan sosial. Ini berbeda dari Piaget yang lebih individualis—di sini, asimilasi adalah "pembelajaran kolaboratif" yang mempercepat adaptasi budaya.

Aplikasi Praktis di Pendidikan Modern: Dalam pengajaran hari ini, asimilasi digunakan untuk desain kurikulum. Guru mendorong siswa mengaitkan pengetahuan baru dengan yang lama (misalnya, belajar sejarah melalui analogi dengan film populer). Tapi, penjelasan berbeda: Jika asimilasi gagal (misalnya, siswa menggeneralisasi salah), guru gunakan "scaffolding" (dukungan sementara) untuk beralih ke akomodasi. Contoh: Saat belajar bahasa Inggris, siswa Indonesia mungkin mengasimilasi kata "bank" sebagai "tepi sungai" (dari konteks alam), bukan "lembaga keuangan"—guru harus akomodasi dengan konteks budaya.

Kritik dan Batasan: Beberapa ahli modern bilang Piaget terlalu optimis; asimilasi bisa memperkuat bias kognitif (seperti stereotip rasial) jika tidak diimbangi. Di era digital, asimilasi berubah: Anak mengasimilasi info dari TikTok ke skema sosial media, yang bisa lebih cepat tapi kurang mendalam.

Jika Anda butuh contoh lebih spesifik, referensi buku (seperti The Psychology of the Child oleh Piaget), atau penjelasan dalam konteks lain (misalnya, linguistik atau biologi), beri tahu saya! 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun