Tak ada rotan akar pun jadi. Itulah peri bahasa klasik negeri ini yang mengindikasikan perjuangan rakyat yang tak kenal lelah. Dalam himpitan ekonomi terutama di tengah pandemi covid-19 rakyat tak berhenti berjuang apalagi menyerah. Hal ini yang penulis alami di Desa Leuwilaja lebih kurang 100 km dari Kota Bandung. Pada Rabu (5/5) ada kesibukan di ruang kerja Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) Sunar Harapan - Desa Leuwilaja Kecamatan Sindawangi Kabupaten Majalengka. Perbincangan mengalir dari para pengrajin rotan dan tim pendamping Kampung Berseri Astra kerjasama Astra dan Universitas Katolik Parahyangan (UNPAR) untuk program yang telah bergulir lebih kurang tiga tahun walau sempat terhenti karena pandemi covid-19.
Donasi Alat dari Astra bagi pengembangan Bumdes Sunar Harapan- Desa Leuwilaja Februari 2020
Pandemi bagi para pengrajin rotan di Bumdes Sunar Harapan tak menjadi penghalang tetapi malah menjadi kesempatan mencipta berbagai kreasi di tengah pasar yang kian kompetitif. Kerajinan rotan Desa Leuwilaja sebenarnya telah mendunia. Para pengrajin rotan ini telah menunjukkan kepakarannya di bidang rotan. Karya mereka tersebar diberbagai belahan dunia, baik di benua Eropa, Amerika, Australia dan Asia. Namun, situasi ini tak membuat mereka berpuas diri. “Kita perlu terus berkreasi, bila produk kita tidak terserap pasar jangan kita berputus asa tetapi justru menjadi tantangan bagi kita untuk terus mencari,” tandas Soim, Kepala Desa Leuwilaja yang hadir dan terus memompa semangat tim. Rotan tak hanya sekadar sebuah kerajinan tangan rutin tetapi perlu terus dikreasi dengan berbagai hal ini.
Salah satu upaya mencari inovasi adalah dengan memadukan kreasi rotan dan seni, terutama seni rupa. Untuk itu Tim Kampung berseri Astra-UNPAR bekerja sama dengan Perupa Majalengka (PEKA) berupaya mencari titik temu itu. “Rotan tak sekadar kerajinan tangan, tetapi sekaligus menjadi filosofi hidup,”tandas Ade Realism, pegiat di PEKA.
Kerajinan rotan yang telah hidup di Desa Leuwilaja akan disandingkan dengan seni. Kreasi baru memadukan rotan dan seni ini rencananya akan diikutsertakan dalam kegiatan Bandung Art Month pada bulan Agustus-September dan Bienalle Seni Rupa Jawa Barat Oktober 2021. Harapannya agar kegiatan ini menjadi ajang pembelajaran dan pengembangan ekonomi warga. “Membuat kerajinan itu adalah hal biasa yang telah dilakukan di sini tetapi terus berinovasi dan membangun jejaring, bahkan menemukan filosofi rotan merupakan sebuah tantangan tersendiri,” Pungkas Soim, Kades Leuwilaja. Semoga ajang dua kegiatan di Bandung mendorong orang-orang muda untuk juga mencintai keterampilan yang sudah diwariskan dari generasi ke generasi,” tandasnya yang telah lama bergiat di bidang kerajinan rotan ini.
yang digagas oleh pegiat seni di bawah naungan Perupa Majelengka (PEKA)
Dengan material rotan tim merancang sebuah karya artistik yang ingin memadukan antara seni dan keterampilan para pengayam rotan di Desa Leuwilaja yang sudah melegenda. (Andreas Doweng Bolo, S.S., M.Hum., Koordinator Lapangan Kampung Berseri Astra-UNPAR Desa Leuwilaja)