Untuk penutup. Jika Haji Murad yang di tulis oleh Leo Tolstoy adalah penjaga hutan dari upaya tentara kekasiran Rusia untuk mempersempit wilayah gerilya. Maka, Haji Murad di Banggai menggusur Hutan milik suku Wana di Singkoyo ibu kota kecamatan Toili seluas-luasnya hingga membabat Suaka Margasatwa Bangkiriang untuk menanam sawit tapi tetap dianggap sebagai pahlawan. Bahkan gelar doktor kehormatan yang didapatkan dari menipu suku Wana dengan cara memberikan radio kepada warga dengan harapan agar suku Wana meninggalkan hutannya terus di jadikan sebagai propaganda bahwa Haji Murad versi Banggai adalah orang yang sukses memberdayakan suku Wana. (Berdaya dalam hal menggusurnya dari hutan tempat hidup mereka).
Penulis lahir di Pogogul dan saat ini adalah Relawan Guru untuk Balai Belajar Suku Lauje di Dondo, Sulteng, Sekarang tinggal di Palu.