Mohon tunggu...
Arum Indah Sari
Arum Indah Sari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Universitas Jember Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Ilmu Administrasi Negara

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Strategi Pemasaran Berbasis Digital Marketing pada Usaha Laundry di Desa Tegal Waru, Jember

29 Agustus 2021   13:55 Diperbarui: 3 September 2021   17:26 842
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambaran Singkat Potensi Desa

Desa Tegal Waru merupakan salah satu desa di Kabupaten Jember, Provinsi Jawa Timur. Dalam lingkup administratif, Desa Tegal Waru tepatnya berada di Kecamatan Mayang yang memiliki luas wilayah 4,90 km2, dengan jumlah penduduk sekitar 5.809 jiwa, serta jumlah rumah tangga sekitar 1.688 rumah tangga. Jarak desa ini dari pusat kota terbilang cukup jauh, yakni sekitar 16 km. Desa Tegal Waru ini terbagi atas 3 (tiga) wilayah dusun, yaitu dusun (1) Klayu, (2) Sumber Pinang, dan (3) Plalangan. Terbagi dalam 10 RW (rukun warga) dan 34 RT (rukun tetangga).

Mata pencaharian masyarakat di Desa Tegal Waru sebagian besar adalah sebagai petani, yakni mencapai sekitar 56,5%. Beberapa masyarakat disini bekerja sebagai karyawan bank dan buruh pabrik. Tidak sedikit pula masyarakat yang menekuni pekerjaan di bidang perdagangan maupun mengembangkan usaha di bidang produksi barang dan jasa sebagai mata pencahariannya sehari-hari. Usaha yang ditekuni masyarakat guna sebagai sumber penghidupan keluarganya diantaranya ialah usaha: (a) Produksi kue kacang, (b) Ojek bentor (becak motor), (c) Tukang cukur, (d) Penjahit, (e) Produksi tahu dan susu kedelai, dan (f) Laundry. 

Khusus untuk usaha laundry, kini dikembangkan oleh salah satu warga di Desa Tegal Waru yang tepatnya di Dusun Klayu. Usaha yang dijalankan secara perseorangan tersebut, selama ini jasanya telah merambah sampai ke beberapa desa di sekitarnya. Adapun sistem pemasaran usaha laundry di Desa Tegal Waru masih bersifat konvensional, artinya pelaku usaha belum mengenal dan menerapkan sistem pemasaran secara daring (online) atau dalam dunia bisnis sering disebut juga dengan digital marketing.

Identifikasi Permasalahan

Sistem pemasaran usaha yang masih bersifat konvensional mengakibatkan usaha laundry tersebut kurang begitu dikenal banyak orang. Peminat jasa usaha laundry ini juga tidak terlalu banyak karena monotonnya perkembangan yang dilakukan oleh pelaku usaha. Permasalahan tersebut semakin diperparah dengan adanya Pandemi Covid-19 yang menjadikan usaha laundry milik pelaku semakin sulit untuk mendapatkan pelanggan sehingga omset yang didapat juga menurun drastis. Mencermati permasalahan serius ini, maka saya, Arum Indah Sari, Mahasiswa Universitas Jember (http://unej.ac.id) yang saat ini sedang melaksanakan Program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Back to Village 3 di Desa Tegal Waru ini tertarik untuk membantu pelaku usaha laundry di desa ini untuk keluar dari masalah sulitnya mendapat pelanggan dan turunnya omset yang drastis. Oleh karena itu, dalam rangka kegiatan KKN Back to Village 3 di Desa Tegal Waru ini ditetapkan program mengisiasi (mengajak) pelaku usaha laundry untuk memanfaatkan teknologi dan inovasi kreatif berbasiskan digital marketing. Hal tersebut dimulai dengan mengembangkan dan melakukan pemasaran melalui media sosial atau marketplace.

Program Kerja (Proker) KKN Back to Village 3

Kegiatan pengabdian kepada masyarakat dalam bentuk Program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Back to Village 3 di Desa Tegal Waru, Kecamatan Mayang, Kabupaten Jember ini dilaksanakan pada tanggal 11 Agustus 2021 sampai 9 September 2021. Metode pelaksanaan yang digunakan untuk mencapai tujuan yang diharapkan adalah dengan melakukan pembimbingan dan pelatihan optimalisasi bisnis menggunakan inovasi kreatif yang direalisasikan pada usaha laundry dan teknologi secara online melalui media sosial atau marketplace WhatsApp Business kepada pelaku usaha laundry di Desa Tegal Waru, Kecamatan Mayang, Kabupaten Jember.

Adapun pembimbingan dan pelatihan yang dilakukan terdapat beberapa metode, diantaranya memberi materi tentang cara berinovasi dari usaha laundry secara kratif dengan tujuan menambah wawasan pelaku usaha laundry untuk menarik perhatian pelanggan dengan inovasi kreatif yang dimiliki pelaku usaha. Selain itu, memberikan materi tentang tata cara berbisnis online secara kreatif di masa Pandemi Covid-19 kepada pelaku usaha laundry dengan tujuan agar pelaku usaha laundry tersebut mendapat gambaran tentang pentingnya pengembangan dan pemasaran bisnis di dunia online. Pelatihan dan pendampingan juga dilakukan kepada sasaran dalam membuat usaha lebih kreatif dan inovatif, serta dibutuhkan pelanggan. Hal ini dilakukan agar sasaran mengerti akan pentingnya sebuah kualitas pelayanan yang unik dan dibutuhkan oleh pelanggan (market needs).

Dilaksanakan pembimbingan dan pelatihan dalam optimalisasi pelayanan dan fasilitas yang diberikan kepada pelanggan agar perkembangan pemasaran usaha laundry tersebut tidak monoton. Optimalisasi pelayanan dan pengenalan usaha dilakukan secara online dengan teknik visual identity branding agar usaha laundry dapat dikenal oleh lebih banyak orang lagi, selain itu dapat selalu diingat dan dipercaya karena memiliki merk (brand) unik dan menarik agar dapat bersaing dengan kompetitor lainnya. Melakukan pelatihan dan pendampingan promosi atau iklan di media sosial atau marketplace secara kreatif dengan biaya minimum agar produk sasaran dapat dilihat calon konsumen lebih banyak tanpa membuat sasaran mengeluarkan banyak pengeluaran biaya untuk iklan. Diharap dengan adanya inovasi kreatif yang diberikan ini dapat membantu usaha laundry tersebut mengembangkan dan mengoptimalisasi bisnisnya secara offline maupun online seperti di media sosial atau marketplace WhatsApp Business yang dapat diteruskan ke Instagram atau media sosial lainnya.

Pembuatan Program Kerja

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun