Mohon tunggu...
Hairun Fahrudin
Hairun Fahrudin Mohon Tunggu... IG: pelancongirit -

Penghobi jalan-jalan dengan bujet murah. Baca cerita perjalanan saya lainnya di blog pelancongirit.com

Selanjutnya

Tutup

Trip

Kehabisan Duit dan Kartu ATM Rusak, Untung Punya Aplikasi Ini...

30 November 2018   15:20 Diperbarui: 1 Desember 2018   12:25 416
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pelabuhan Padang Bai, Bali

Kejadian ini memang bikin gregetan banget, sampai-sampai saya masih geleng-geleng kepala kalau mengingatnya. Bayangkan, saya tiba di Lombok hanya berbekal duit recehan. Dasar lagi apes, satu-satunya kartu ATM yang saya bawa juga rusak sehingga tak bisa dipakai menarik uang tunai. Tapi siapa sangka, saya terselamatkan karena sebuah aplikasi di ponsel!

Ceritanya, pada awal Juli 2018 lalu, saya melakukan perjalanan solo backpacking ke Lombok. Supaya lebih seru, saya pilih naik bus dari Jakarta. Biayanya memang hampir sama saja dengan menumpang pesawat. Namun saya ingin sekalian singgah ke kota-kota di sepanjang jalur pantura, sesuatu yang tak bisa saya lakukan kalau naik pesawat.

Dari Jakarta, saya singgah dulu di Cirebon, lalu menyambangi Semarang, dan diteruskan lagi ke Surabaya. Sebelum bertolak ke Pulau Lombok, saya santai dulu beberapa hari di Bali. Sampai di sini, perjalanan berlangsung lancar-lancar saja. Namun begitu hendak menyeberang ke Pulau Lombok, terjadi hal yang tak terduga sebelumnya.

Perjalanan dengan angkot dari Terminal Ubung, Denpasar menuju Pelabuhan Padang Bai ternyata memakan waktu lebih dari 4 jam. Ini gara-gara angkot sering berhenti lama untuk menunggu penumpang. Sudah begitu, angkot yang saya tumpangi sempat terjebak kemacetan pula.

Alhasil, saya tiba di Padang Bai sudah lewat tengah hari. Perjalanan dengan kapal feri ke Lombok setidaknya memakan waktu 5 jam. Wah, bisa-bisa saya tiba di Lombok saat hari sudah gelap. Sudah terbayang betapa sulitnya nanti mencari transportasi umum setiba di Pelaburan Lembar, Lombok.

Di dekat gerbang pelabuhan terlihat ada beberapa bus tujuan Mataram sedang mengantre masuk ke kapal feri. Saya pun mencoba peruntungan, siapa tahu mereka masih punya kursi. "Pak, bus ini mau ke Mataram?" tanya saya pada salah satu kernek bus. Seolah sudah mengerti maksud saya yang ingin ngeteng, si kernek buru-buru bilang, "Udah penuh, Mas." Bus-bus itu pun segera berlalu karena kapal feri akan segera berangkat.


Tersadar uang tunai di kantong sudah menipis, saya mencoba mencari ATM BCA di sekitar area pelabuhan. Namun belum sempat mengambil uang, tiba-tiba terdengar pengumuman dari petugas pelabuhan bahwa kapal feri akan segera berangkat.

Wah, saya harus buru-buru nih. Kalau menunggu kapal berikutnya, saya akan lebih malam tiba di Lombok. Kartu ATM saya masukkan lagi ke saku celana dan saya pun berlari menuju loket penjualan tiket.

Uang saya pas tinggal Rp50 ribu dan harga tiket kapal yang perlu dibayar sebesar Rp46 ribu. Jadi uang yang tersisa hanya Rp4 ribu, dan itulah bekal saya di kapal. Sebelum naik ke kapal, saya masih berharap bisa menemukan ATM di sekitar ruang tunggu penumpang. Tapi hasilnya nihil.

Begitu naik ke kapal, saya segera mencari info melalui Google Maps mengenai lokasi ATM BCA di Pelabuhan Lembar. Meski lokasinya agak jauh dari gerbang pelabuhan, ternyata di area itu memiliki satu ATM BCA. Saya pun jadi agak lega meskipun masih sedikit khawatir soal transportasi menuju Mataram. Tapi setidaknya kalau sudah memegang uang tunai, saya masih bisa naik taksi yang ongkosnya pasti tak murah karena waktunya sudah malam.

Matahari sudah hampir tenggelam ketika kapal feri merapat di Pelabuhan Lembar, Lombok
Matahari sudah hampir tenggelam ketika kapal feri merapat di Pelabuhan Lembar, Lombok
Waktu sudah menunjukkan pukul 7 malam ketika kapal feri yang saya tumpangi merapat di Pelabuhan Lembar. Begitu menjejakkan kaki di Pulau Lombok, hal yang terpikirkan pertama adalah bagaimana caranya mendapatkan uang tunai. Melalui petunjuk Google Maps, saya perlu berjalan kaki sekitar 500 meter sebelum menemukan lokasi ATM BCA terdekat. Jalanan di sekitar pelabuhan begitu gelap, namun untungnya saya bisa menemukan lokasi ATM BCA dengan mudah.

Tiba di mesin ATM, saya langsung panik begitu menyadari kartu ATM yang saya bawa tergores di bagian magnetiknya. Betapa cerobohnya saya karena menyimpan kartu tersebut di saku celana belakang bersama anak kunci. Waktu itu kartu ATM BCA saya belum diganti yang model chip. Kalau bagian magnetiknya rusak, maka riwayat kartu tersebut sudah berakhir.

Sambil berdoa, saya masukkan kartu yang rusak tersebut ke mesin ATM, berharap mesinnya masih bisa membaca bagian magnetik yang sudah tergores. Saya coba sampai kali, namun mesin ATM tak bisa mengenali kartu saya. Di titik ini saya mulai menyadari, saya sedang mengalami masalah serius....

Dengan lunglai saya meninggalkan mesin ATM. Seorang bapak-bapak kemudian menghampiri. "ojek, ojek....," tawarnya. Meski sebenarnya butuh ojek, saya cuma menggeleng lemah karena tak pegang uang untuk membayar ongkos. Tapi ucapan si bapak ojek berikutnya menjadi mantra penyelamat saya. "Bisa pakai aplikasi, Mas." Aha....

Dengan menumpang ojek online, saya tiba dengan selamat di kota Mataram dan diantar ke hostel yang sudah saya pesan sebelumnya. Pembayaran hostel sudah saya lakukan sebelumlah lewat internet, jadi saya bisa sedikit lega.

Namun pikiran tetap belum tenang karena masalah yang paling ruwet belum terselesaikan. Bagaimana cara mendapatkan uang tunai, sementara kartu ATM saya rusak?

Oh ya, saya harus datang ke kantor cabang BCA terdekat untuk mengganti kartu ATM yang rusak! Namun saya langsung lemas begitu menyadari besok adalah hari Sabtu dan kantor cabang bank baru buka hari Senin! Lalu dengan perut masih keroncongan, saya mencoba tidur malam itu.

Pagi harinya, saya mendapat pesan Whatsapp dari seorang sahabat, "Apakah sudah tiba di Lombok?" Dan saya pun langsung menceritakan masalah yang sedang saya hadapi. "Kamu punya aplikasi BCA Mobile, bukan?" tanyanya lagi. Terima kasih Tuhan, ternyata aplikasi BCA Mobile bisa menjadi penyelamat saya!

Kalau ada tanda ini pada mesin ATM BCA, berarti bisa digunakan tarik tunai tanpa kartu.
Kalau ada tanda ini pada mesin ATM BCA, berarti bisa digunakan tarik tunai tanpa kartu.
Langsung klik tanda ini tanpa memasukkan kartu ATM untuk transaksi tarik tunai tanpa kartu.
Langsung klik tanda ini tanpa memasukkan kartu ATM untuk transaksi tarik tunai tanpa kartu.
Terus terang, awalnya saya jarang sekali menggunakan aplikasi BCA Mobile sehingga tak familiar dengan fitur-fiturnya. Biasanya saya hanya menggunakan aplikasi ini untuk cek saldo kartu FLAZZ. Saya juga tak mengerti sama-sekali bahwa BCA Mobile menyediakan fitur tarik tunai tanpa menggunakan kartu ATM. Lumayan gaptek ya saya.

Cara tarik tunai tanpa pakai kartu ATM menggunakan aplikasi BCA Mobile ternyata sangat gampang. Kita cukup masuk ke aplikasi BCA Mobile, lalu pilih menu tarik tunai untuk mendapatkan kode tarik tunai. Setelah kode tarik tunai didapat, kita tinggal pergi ke mesin ATM BCA yang sudah menyediakan fitur transaksi tanpa kartu atau cardless transaction. Lalu pada mesin ATM tekan menu BCA Mobile, kemudian masukkan nomor ponsel yang terhubung ke aplikasi BCA Mobile dan kode tarik tunai yang sudah dikirim sebelumnya.

Oh ya, ATM BCA yang sudah mendukung fitur cardless transaction ternyata sudah banyak! Tak hanya di Jabodetabek saja, tapi bisa ditemukan sampai ke kota-kota kecil di luar Jawa. Di kota Mataram saja ada banyak ATM BCA yang mendukung fitur cardless transaction ini. Bahkan di Gili Trawangan yang lumayan terpencil pun ada! Untuk mengetahui lokasi ATM BCA yang mendukung fitur cardless transaction, Anda bisa mendapatkan informasinya di https://www.bca.co.id/id/individu/produk/e-banking/sakuku/lokasi-atm-bca dan untuk mendapatkan informasi lengkap mengenai BCA Mobile, silakan buka https://www.bca.co.id/id/Individu/Produk/E-Banking/BCA-Mobile

Setelah kembali ke Jakarta, saya juga jadi tahu bahwa BCA memiliki layanan uang elektronik yang disebut Sakuku. Sekarang ini ada banyak sekali perusahaan yang menyediakan layanan uang elektronik. Tapi, Sakuku punya keunggulan yang tak dimiliki layanan dompet elektronik lainnya, yakni bisa tarik tunai di ATM BCA tanpa pakai kartu!

Aplikasi Sakuku juga sangat cocok dipakai buat belanja karena punya fitur QR kode yang praktis. Tinggal scan saja di mesin kasir, pembayaran langsung tuntas. Fitur asyik lainnya yang disediakan Sakuku yakni split bill. Dengan fitur ini kita bisa membagi rata pembayaran saat makan di restoran bareng teman. Informasi lengkap mengenai Sakuku, silahkan buka halaman https://www.bca.co.id/sakuku

Pokoknya #Dibikinsimpel saja! Dengan aplikasi BCA Mobile dan Sakuku, kita tak usah khawatir lagi kartu ATM rusak, tertelan mesin, atau tertinggal di rumah. Cukup dengan ponsel, transaksi tarik tunai bisa dilakukan secara mudah!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun