Si anak pun terkekeh dalam hati, meyakinkan dirinya bahwa makan siang tadi semata sahur ronde kedua. Namanya juga puasa, perlu sahur dong.
Wkwk. Malu banget nih kalo diinget-inget lagi sekarang.
Ingin Lupa
Setelah agak besar, madzhab dua kali sahur tidak lagi dianut sang anak. Setelah mendapat pencerahan dari guru ngajinya bahwa salah satu kesempatan makan-minum siang hari saat bulan Ramadan adalah lupa. Ia pun termotivasi untuk lupa! Tak jarang selalu dilantunkan dalam do'a-do'a tak sengaja.
"Ya Allah.. pengen lupa deh.."
Rasa ngebet ingin doanya terkabul semakin membuncah. Pasalnya, teman-teman sebayanya menyumbang cerita motivasi yang amat menggugah.
"Kemarin aku lupa pulang sekolah malah makan sepiring. Baru inget pas lagi minum tegukan ketiga. Enak banget deh.."
Hah kok bisa. Anak itu kaget bukan kepalang dan berharap bisa berada di posisi temannya. Namun, sayangnya ia tak pernah merasakan itu kecuali sekali. Saat itu sekitar setengah jam menuju magrib, ia membeli minuman kemasan. Saking bahagianya sebentar lagi buka, ia pun berlari-lari kecil dan meminum minuman yang ada di genggaman. Menyadari hal itu setelah satu teguk mengalir lancar di kerongkongannya, ia pun bahagia amat antusias.
"Akhirnya.. Lupa juga!"
Ngitung-ngitung jam
Tidak dua kali sahur dan tak kunjung lupa membuat si anak tidak punya jalan lain selain menunggu azan magrib berkumandang. Ternyata itu tidak mudah. Harus ada rengekan-rengekan setiap jam nya.