Namun, perlu diperhatikan bahwa tidak semua tiger parenting itu buruk. Berkaca pada paragraf sebelumnya bahwa metode harus sesuai dengan si anak. Jika si anak memang berkepribadian kuat dan cenderung pas dengan karakter orang tuanya, maka bisa jadi akan cocok diterapkan namun yang menjadi masalah adalah kekerasan fisik dan verbal yang mungkin agak keluar dari konteks didik.Â
Kembali lagi harus berhati-hati dan memilih bahwa tiger parenting bisa dilakukan dengan berbagai cara positif seperti memperhatikan si anak namun membuat si anak tidak merasa diawasi. Begitupun prestasinya, jika ada yang menurun lekas ditanyakan dan sebisa mungkin memberikan hukuman yang positif.
Untuk orang tua, anak-anak bermacam-macam begitu pula dengan pola didik yang bermacam-macam. Dengan mencari dan menemukan yang sesuai dibumbui konsistensi pastilah anak-anak akan mengalami pertumbuhan yang positif. Anak-anak bukan untuk dieksploitasi dari prestasi namun harus diedukasi dengan berbagai sisi. Sehingga dalam diri anak-anak tidak hanya satu tujuan saja. Mereka harus belajar dan Mereka pun harus bermain karena di samping prestasi juga ada sosialisasi.