Mohon tunggu...
Artati Putri Sabila
Artati Putri Sabila Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Program Studi Hubungan Masyarakat dan Komunikasi Digital, Universitas Negeri Jakarta

You are enaugh just as you are

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Pandawara: Menghidupkan Kembali Kedekatan dengan Alam, Menyembukan Eco Anxiety Gen Z

19 April 2024   22:18 Diperbarui: 20 April 2024   00:15 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Pandawara via The Conversation

Pandawara merupakan sekelompok anak muda peduli lingkungan yang berasal dari Bandung. Akhir-akhir ini Pandawara sedang menjadi topik hangat yang banyak diperbincangkan orang-orang. Mengapa tidak? Pandawara Group telah memenangkan 3 penghargaan sekaligus dalam acara TikTok Award yang diselenggarakan 12 Oktober tahun lalu. Konten-konten yang dibuat oleh Pandawara sukses mencuri perhatian seluruh pengguna media sosial, mulai dari membersihkan sampah yang ada di sungai-sungai hingga membersihkan pantai terkotor di Indonesia. 

  • Asal usul terbentuknya Pandawara Group

Pandawara berasal dari 2 kata, yaitu Pandawa yang artinya 5 dan Wara yang artinya baik dari bahasa sunda. Pandawara Group terbentuk dari 5 orang anak muda yang merasa resah dengan banjir yang terus menerus melanda daerah rumah mereka yang diakibatkan oleh tersumbatnya sungai karena sampah yang menumpuk. Akhirnya pada 2022 lalu, mereka mulai membuat konten dan melakukan aksi heroiknya dengan membersihkan sampah yang ada di sungai sekitar. Untuk konten sendiri mereka sangat tidak menyangka akan viral dan mencuri banyak perhatian orang. 

Dalam proses pembersihan sampah pada aliran sungai, tak jarang Pandawara mengalami kesulitan seperti hujan mendadak turun yang mengakibatkan air sungai pasang, menemukan ular dan beberapa hewan berbahaya, hingga warga sekitar yang tidak mau daerahnya dibersihkan oleh Pandawara, dan masih banyak lagi tantangan dan juga kendala yang mereka alami ketika sedang membersihkan sampah. 

Seperti yang terjadi di Desa Sangrawayang, pemerintah daerah sana tidak memperbolehkan Pandawara membersihkan Pantai Loji. Alasannya karena ajakan membersihkan Pantai Loji dengan cara diviralkan, yang membuat Muhtar Kepala Desa Sangrawayang enggan untuk mengizinkan. "Tidak akan mengizinkan karena itu diviralkan, iya kan kemarin tidak mengizinkan karena apa? Karena harus melibatkan masyarakat, yang ambil sampahnya. Dicontohkan, tahun kemarin bulan kemarin di Loji itu se-kabupaten hampir dua ribu orang," ungkap Muhtar.

Sumber gambar: Kapanlagi.com
Sumber gambar: Kapanlagi.com
  • Kesuksesan Pandawara hingga Kontennya Berdampak pada Eco-Anxiety GenZ

Hari demi hari tiap konten yang mereka buat semakin banyak peminatnya. Hingga muncullah statement  konten Pandawara yang dapat menyembuhkan eco - anxiety yang sering dialami anak muda. Tak banyak yang tahu apa itu eco-anxiety, tetapi APA mendefinisikan eco-anxiety sebagai sebuah ketakutan kronis akan malapetaka lingkungan. 

Gangguan ini sama buruknya dengan jenis kecemasan lain karena dapat memicu sensasi fisik dan emosional yang sama. "Eco-anxiety bahkan lebih nyata, dalam arti tertentu, karena masalah yang memicu gejala kecemasan secara objektif nyata dan berskala besar". Demikian kata Erica Dodds, chief operating officer dari Foundation for Climate Restoration, dikutip dari HuffPost. 

Kehadiran Pandawara di tengah maraknya eco-anxiety dikalangan anak muda di Indonesia, setidaknya memberikan secercah harapan bahwa anak muda juga masih ada yang peduli terhadap lingkungan. Selain itu, juga memberikan harapan kepada wilayah-wilayah Indonesia yang menjadi daerah rawan banjir maupun daerah yang dijuluki "kotor" pun bisa untuk bersih. Hal itu tentu saja perlu pergerakan dari kita semua untuk membersihkan dan menjaga kebersihan, dengan kehadiran Pandawara menjadi semangat untuk kita dalam menjaga lingkungan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun