Mohon tunggu...
Arsyfa Auralia
Arsyfa Auralia Mohon Tunggu... Juara 1 lomba Bisnis Model Canvas

Saya merupakan orang yang bekerja keras, selalu dipenuhi dengan ide kreatif dan inovatif

Selanjutnya

Tutup

Financial

Mahasiswa Go Cashless: QRIS Jadi Primadona di Universitas BPD

9 Juli 2025   13:33 Diperbarui: 9 Juli 2025   13:33 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Distribusi penggunaan QRIS  Universitas BPD (Sumber: Survei pribadi)

Semarang --- Di tengah percepatan transformasi digital, cara masyarakat Indonesia bertransaksi mengalami perubahan besar. Salah satu terobosan yang kini semakin mendominasi ruang transaksi adalah QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard), sistem pembayaran berbasis QR code yang dikembangkan Bank Indonesia sejak 2019.

Awalnya hadir sebagai solusi praktis di pusat perbelanjaan modern, kini QRIS telah menjangkau sektor informal seperti UMKM, pedagang pasar tradisional, bahkan kantin sekolah dan koperasi kampus. Tujuannya jelas: mempercepat, mempermudah, dan mengamankan transaksi masyarakat sekaligus mendorong budaya nontunai yang inklusif dan terintegrasi.

Menurut data Bank Indonesia, hingga Juli 2024 jumlah pengguna QRIS mencapai 50,5 juta dengan 32,7 juta merchant---mayoritas pelaku UMKM. Transaksi melalui QRIS tumbuh pesat, bahkan mencatat kenaikan 226,54 persen secara tahunan. Tak heran jika QRIS kini dianggap sebagai tulang punggung baru sistem pembayaran nasional.

Fenomena ini juga terasa kuat di lingkungan pendidikan. Mahasiswa di era digital cepat beradaptasi dengan sistem pembayaran non-tunai. Di Universitas BPD Jawa Tengah misalnya, hampir seluruh aktivitas keuangan mahasiswa kini mengandalkan QRIS: dari membeli makan di kantin, membayar modul, hingga bertransaksi saat kegiatan organisasi.

Sebuah survei internal yang dilakukan oleh mahasiswa Universitas BPD membuktikan tren ini. Mayoritas responden menyatakan menggunakan QRIS sebagai metode pembayaran utama di kampus. Dari 30 responden yang diteliti 

  • 24 orang dengan persentase 80 persen menggunakan QRIS secara rutin (Sering)
  • 5 orang memilih Kadang
  • 1 orang menjawab Tergantung situasi

Dari data tersebut diperoleh:

Rata-rata frekuensi penggunaan: 2,77 dari 3 yang berarti mendekati nilai maksimum, menunjukkan mayoritas mahasiswa menggunakan QRIS secara intens.

Modus: 3 (Sering), berarti pilihan paling banyak terpilih adalah sering 

Frekuensi kumulatif diperoleh skor 83, menunjukkan total tingkat penggunaan yang sangat tinggi.

Dapat disimpulkan, bahwa QRIS telah menjadi metode pembayaran utama dan favorit di kalangan mahasiswa, karena kemudahan, kepraktisan, dan kecepatan yang ditawarkan. Hanya sebagian kecil mahasiswa yang belum sepenuhnya mengandalkan QRIS, menandakan bahwa hambatan seperti akses internet atau kebiasaan cash kini semakin minim.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun