Mohon tunggu...
Muhammad Armand
Muhammad Armand Mohon Tunggu... Dosen - Universitas Sultan Hasanuddin

Penyuka Puisi-Kompasianer of The Year 2015

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Menangislah Fatmawati

7 Agustus 2015   10:16 Diperbarui: 7 Agustus 2015   10:16 221
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

Kukenang satu nama
Ya Fatimah, asli namamu
Fatmawati, nama kemudianmu
Pejuang-penjahit sang saka

Lambang negara dijahit digesa-gesakan
Apa tampak bila telunjuk jarinya tertikam jarum?
Ataukah benang tiada terjalin-jalin?
Sesampai tiada tamat jahitan negara itu

Sedang penjajah bernafsu kembali
Berjalan dengan meriamnya
Pelor-pelornya....
Bentakan-bentakannya...

Hingga itu, kupesankan
Berjalan peliharalah kaki

Berbicara pelihara lidah
Berbangsa pelihara sejarah
Sepotong kain itu sejarah

Dan....Kuhendak pancang tiang bendera
Itupun sekadarnya!!!
Dari lebihan kayu kuli, yang diundang patah
Pada sebuah rancang bangun rumah mewah

Usai itu, kucarilah merah putih
Entah di mana kutaruh
Setahun lalu itu
Kain itu menyukarkanku

Selalu begitu, saban tahun
Tanpa malu, kosong risih
Menyimpan teledor, menaruh ceroboh
Pada sepotong kain, roh kemerdekaan, jiwa rakyat

Sepertinya kuatasi kain baju, jas, celana
Kain kaos tangan-kaki, malah!
Bila sekalian ternoda
Kukan sungguh marah

Sementara kain merah putih
Telah lusuh-robek-kusut
Tiada tersinggung membersit
Cumalah biasa-lazim

Kujumpai jua kain dwi warna
Terhimpit di sela papan kayu nan lapuk
Kutarik-tarik tanpa membatin apa-apa
Terjulur bukti, kusudah kekeringan takzim-hormat

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun