Mohon tunggu...
Muhammad Armand
Muhammad Armand Mohon Tunggu... Dosen - Universitas Sultan Hasanuddin

Penyuka Puisi-Kompasianer of The Year 2015

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | Satu yang Berdua

15 Oktober 2017   18:15 Diperbarui: 15 Oktober 2017   18:24 504
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: wardahhambaallah.blogspot.com

Kutoleh sajadah mengundang doa,
padaku peremeh do'a.
Jua kau dirayu layu dalam sembah-Yangmu,
kita dalam tumpulan batin.

Lalu datanglah cinta itu,
menyeranai hatimu-hatiku.
Kitapun turut bersama melintasi lorong takut,
jua cemas akan hilangku-hilangmu.

Yang hilang itu awan,
dan akulah awanmu dan kau langitku,
aku pelukis langitmu di indah-kelabumu.
Kau perupa rindu biru di lentangan hati

Cinta sengsara-cinta rana,
berampun-ampunlah kita.
Aku dan kau,.. kita,
merangkakkan doa menuju ke langit.

Pada lantun do'a kita yang satu itu,
bunyinya sepadan-setautan.
Kitalah ini, satu yang berdua,
menumbuk-numbuk pinta pada Tuhan.

Pinta kita:
"Satukanlah hati kami...berdua",
Tetapi jikalau Tuhan tiada berkenan,
kita mau apa?

------------
Makassar, 15 Oktober 2017
@m_armand fiksianer
Powered by Kompasiana

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun