"Di luar gua hanya ada dosa." Begitulah kata pemimpin Orang-orang Gua. Bagi Orang-orang Gua yang tak mengenal pengetahuan, tak mengenal waktu, mereka telah berada di dalam gua dalam masa keabadian.
"Di luar gua hanya ada bahaya." Demikianlah yang dikatakan Orang-orang Gua kepada anak-anak mereka. "Lakukan ini dan itu, tinggalkan ini dan itu. Jika tidak, maka engkau adalah pendosa."
Namun, para pemimpin Orang-orang Gua mewarisi umur manusia yang tidak tak hingga dan Anak-anak Gua mewarisi keingintahuan manusia.
Ketika yang membisikkan kata dosa hilang ditelan usia, Anak-anak Gua membebaskan pikiran dan raga mereka dari belenggu dinding batu. Mereka yang selama ini hanya menyantap hidangan gua kini melihat dunia.
"Lihatlah apa yang tidak dilihat nenek moyang kita. Ini adalah dunia kita. Kita bisa memakan apa saja. Kita bisa telanjang sesuka kita. Tidak ada yang mereka sebut dosa, tidak ada yang mereka sebut bahaya." seru Anak-anak gua. Mereka menyantap semua yang bisa mereka temukan layaknya hewan yang hanya didorong insting.
"Santaplah tanaman ini. Dia bisa membawamu terbang ke angkasa." kata Anak-anak Gua ketika bertemu orang-orang luar yang telah lama hidup bahagia dalam kebebasan. Orang-orang bebas yang telah memiliki pengetahuan menolak. Anak-anak Gua berpengetahuan balita murka melihat ketidakbebasan orang-orang bebas. "Mereka harus memakan apa saja! Mereka harus telanjang sesukanya! Hanya ada kebebasan di dunia!"