Mohon tunggu...
Arsyad Hasan
Arsyad Hasan Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Akhirnya Aku Ingin Belajar Hidup Berguna Bagi Bangsa, Negara, Daerah, Masyarakat

25 Juli 2018   18:16 Diperbarui: 25 Juli 2018   18:31 390
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 AKHIRNYA AKU INGIN BELAJAR HIDUP BERGUNA BAGI BANGSA, NEGARA, DAERAH, MASYARAKAT "tempat asal ku"

AYO TURUN TANGAN BANGUN BIMA.

Bersama : Ilyas H. Ibrahim. Amd.

''Partai Perindo''.

Dalam waktu delapan bulan lagi, untuk kali pertama bagi Republic ini, melaksanakan pesta Demokrasi langsung, pemilu serentak, pemilihan Presiden/wakil, Legislatif, DPR-DPD-RI, DPRD, Propinsi, Kabuapten/Kota.

Demokrasi langsung lahir dari reformasi, dianggap sebagai solusi ampuh dan tumpuan harapan baru lahirnya pemimpin bangsa, daerah dan wakil rakyat yang kompetibel, berintegritas dan memiliki capability serta mampu mewujudkan kehidupan masyarakat daerah (dapil) dan memecah ''Problem'' daerah, sebagai kontribusi langsung pada pembangunan nasional, mampu menjadi policy maker, inisiatif menyusun draf peraturan daerah bersama Bupati. Begitulah kira-kira, menjadi tugas-kewajiban sebagai wakil rakyat kelak, jika saudara-saudara-ku memberi mandatnya kepada saya di pileg 2019.

Pakta ''INTEGRITAS''. Mejadi anggota legislatif tidak-lah muda, saya menyadari soal itu, dengan modal kapasitas, niat dan tekad yang tulus, dalam mengabdi pada daerah, ''In sha allah'' dapat saya pertanggung jawabkan dihadapan saudara-saudara ku.

''Ayo.. BELAJAR HIDUP PADA MEREKA''.

Hanya mereka yang menggenggam kekuasaan yang memiliki hak ''BICARA'', mengatur, merumuskan, memutuskan dan mengendalikan, kebijakan politik untuk kebaikan kehidupan bersama, begitu penting kita berada dalam lingkaran kekuasaan itu, berada dilingkaran kekuasaan sungguh tidak mudah, butuh perjuangan, dedikasi, loyalitas, pengabdian pada organisasi (parpol) dan masyarakat sebagai modal sosial, parpol adalah jembatan perjuangan untuk membela hak-hak saudara-saudara ku. Sebagai kader ''Partai Perindo'' merasakan begitu kerasnya terlibat dalam politik praktis ini, apalagi realitas lapangan semua bergerak, intensitas  tarik -ulur kepentingan begitu panas, bahkan secara terang-terangan oknum calon telah menghabiskan biaya banyak sebelum kontestasi pileg berlangsung.

Hantu-hantu markis telah ditelan bumi, kini hantu-hantu kapitalis bergentayangan menutup ruang-ruang kekuasaan demi legitimasi kepentingan trah mereka sendiri. Derida (1983).

Perilaku para hantu-hantu tersebut, perlu di waspadai, oleh seluruh lapisan masyarakat selaku pemilik suara, agar tidak menggadekan suaranya dengan secuil recehan, (money politic) statement ini tidaklah berlebihan dan sangat mendasar, perilaku transaksional ''jual-beli'' suara selalu muncul pada setiap kontestasi politik, perilaku transaksional tersebut tidak saja mencedarai azas demokrasi, juga dapat membunuh kesempatan (karier) generasi muda, untuk terlibat dalam politik negara dan pemerintahan, secara kuantitatif generasi bima banyak sekali telah menempuh jenjang pendidikan tinggi, lagi-lagi persoalan financial atau biaya politik, menghilangkan rasa kepercayaan diri generasi Bima. ''Ini tidak boleh terjadi..!!''. Dan masyarakat (pemilih) harus menyadari soal itu, karena generasi adalah penerus tongkat estafet kepemimpinan daerah berikutnya dan massa depan daerah di masa datang berada di tangan mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun