Sejak dulu Bima memainkan peran strategis dalam perjalanan sejarah nusantara, sejak tahun 1958 Bima sudah memberikan kontribusi dalam perjalan bangsa Indonesia. Peran strategi tersebut kini mulai meredup karena kurangnya kepedulian generasi Bima diawal abad 21, terlibat dalam politik kenegaraan sehingga Bima kurang mendapatkan perhatian dalam pembangunan nasional, hal ini disebabkan kurangnya minat dan terbatasnya akses generasi muda untuk terlibat dalam sistem politik.
Di era demokrasi langsung tiap tiap warga mimiliki kesempatan yang sama, untuk turun tangan dalam memajukan daerahnya dengan terlibat langsung dalam sistem pemerintahan.
Seperti yang diamanatkan oleh UU OTDA, desentralisasi Yaitu mendekatkan kekuasan pada rakyat, saya mengajak generasi Bima untuk terlibat dalam pemerintahan. Salah satu filosofi dasar politik mempunyai tujuan yang tulus yaitu untuk memudahkan hidup bersama, oleh karena itu politik memberikan peluang untuk mengatur kehidupan bersama melalui sistem yang disebut pemerintahan.Â
Politik tidak selalu diidentikkan dengan biata mahal dan pesaingan kotor. Melalui konsep Open Government Indonesia (OGI), setiap orang dapat terlibat dalam pemerintah dalam memberikan kontribusi untuk membangun daerah. Kabupaten BIMA perlu menerapkan prinsip OGI untuk membeuka peluang setiap masyarakat terlibat dalam pemerintahan dengan biaya murah.Â
Oleh karena itu saya mendorong Ilyas H.Ibrahim Amd. sebagai anak dusun Ilyas ingin terlibat dalam sistem tersebut dengan membangun politik murah, bersih dan transparan yang bersifat partisipatoris dengan melibatkan semua unsur warga negara.