Mohon tunggu...
Angger Dhestya
Angger Dhestya Mohon Tunggu... Freelancer - Content Writer

Manusia ciptaan Tuhan yang suka menulis sambil minum kopi dan pemilik blog www.anotatif.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Hubungan Gelap Hipertensi dan Garam, serta Cara Memulai Diet Rendah Natrium

19 Januari 2021   17:54 Diperbarui: 19 Januari 2021   18:44 644
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pemeriksaan tekanan darah. Foto dari Freepik.com/rawpixel.com

Kesehatan–Tekanan darah tinggi merupakan penyakit yang sangat serius. Hal ini karena meski orang tersebut sudah menderitanya lama, tanda atau gejalanya tak mudah terlihat. Walaupun begitu penyempitan dinding arteri jantung akibat hipertensi terus berlanjut. Jika sudah parah bisa menyebabkan jantung koroner. Inilah yang juga membuat hipertensi mendapat julukan si silent killer.

Ada dua jenis hipertensi yang dibedakan karena faktor penyebabnya yakni primer dan sekunder. Primer atau yang juga disebut esensial, terjadi secara bertahap. Disebabkan oleh faktor keturunan, umur yang menua, juga gaya hidup yang buruk.

Sedangkan untuk sekunder, ini terjadi secara cepat. Biasanya hipertensi jenis ini disebabkan oleh penyakit lain seperti ginjal, penyakit jantung bawaan, tumor, juga penyalahgunaan narkotika.

Meski tidak begitu terasa. Melansir dari Healthline, ada beberapa gejala dari hipertensi yang bisa menjadi peringatan yaitu, sakit kepala, sesak nafas, mimisan, nyeri dada, dan ada darah dalam urine. Namun, gejala ini muncul jika hipertensi sudah berjalan ke tahap parah.

Ada cara terbaik untuk mencari tahu apakah tekanan darah kita normal atau tinggi. Yakni dengan rutin melakukan pemeriksaan tekanan darah. Pemeriksaan dilakukan dengan membaca angka tekanan sistolik dan diastolik.

Tekanan darah yang normal untuk orang dewasa berada bila tekanan sistoliknya 120 mm HG dan diastolik 80 mm HG. Sementara yang tinggi memiliki tingkatannya lagi. Namun, bila sudah berada di atas 140 mm HG sistolik dan diastolik 90 mm HG ini sudah gawat.

Pengobatan tekanan darah tinggi biasanya menggunakan obat. Selain itu, dokter juga akan menyuruh untuk mengubah pola hidup. Seperti lebih banyak olahraga, mengurangi konsumsi alkohol, melepaskan stres, dan yang paling penting adalah menjaga pola makan.

Yah, ini karena apa yang dimakan bisa menyebabkan suatu masalah dalam tubuh. Untuk hipertensi sendiri yang harus dikurangi ialah penggunaan garam. Hal ini karena dalam bahan makanan tersebut ada kandungan natrium. Lalu apa sih hubungan natrium ini dengan hipertensi?

Keterkaitan hipertensi dengan garam

Ilustrasi garam. Foto dari Freepik.com/Racool_studio
Ilustrasi garam. Foto dari Freepik.com/Racool_studio

Garam sering kali mendapat kecaman sebagai dalang pemicu orang darah tinggi. Hal ini bukan salah garam melainkan natrium atau sodium yang terkandung di dalamnya. Namun, dalam tubuh, sodium juga punya peran penting yakni menjadi impuls saraf, menjaga keseimbangan cairan tubuh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun